blank
FOTO BERSAMA : Para peserta berfoto bersama narasumber Nisak Puji Lestari dan Ahmad Muhaimin seusai mengikuti Badminton Coaching Clinic di Gelora USM pada 25 Januari. Muha

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sebanyak 50 siswa SMA di Kota Semarang mengikuti Badminton Coaching Clinic USM yang diselenggarakan UKM Bulu Tangkis USM di Gelora USM pada 25 Januari.

Mereka datang dari SMAN 9 Kota Semarang, SMAN 10 Kota Semarang, SMAN 2 Kota Semarang, SMAN 3 Kota Semarang, SMAN 5 Kota Semarang, MAN 2 Kota Semarang, SMK Tlogosari, SMA Gita Bahari, SMA Kebon Dalem, SMKN 5 Kota Semarang, SMK Cut Nyadin, SMAN 14 Kota Semarang.

Menurut Pembina UKM Bulu Tangkis USM, Choirudin SKom MEng, tujuan kegiatan adalah mempromosikan USM lewat bulu tangkis. Selain itu juga ikut menggalakkan pembinaan bulu tangkis di Kota Semarang.

”Saya berharap, melalui kegiatan ini kampus USM jadi dikenal oleh para siswa SMA di Kota Semarang. Selain itu, mereka jadi tertarik untuk kuliah di USM. Ini merupakan kegiatan rutin yang digelar oleh UKM bulu tangkis USM setiap tahun,” ujarnya.

Kegiatan mendatangkan dua narasumber yakni mantan pemain ganda putri nasional, Nisak Puji Lestari, dan dosen olahraga USM, Drs Ahmad Muhaimin SIKom, MH, MPd.

Dalam paparannya, Muhaimin menjelaskan tentang cara pegang raket, teknik pukulan, netting, langkah (shadow) dalam bulu tangkis, dan teknik bermain bulu tangkis. Selain itu, mereka juga diberi motivasi untuk berlatih keras agar mampu menjadi juara di tingkat nasional dan internasional.

”Ada empat teknik memegang raket di bulu tangkis yakni cara jabat tangan, pegang kapak, backhand, dan geblek kasur. Yang banyak digunakan para pemain adalah model jabat tangan dan backhand, karena memang cukup efektif digunakan untuk memukul bola forehand atau backhand dan smes,” ujar Muhaimin.

Menurutnya, ada lima syarat untuk bisa menjadi juara. Kelima syarat itu adalah memiliki kemampuan mengusai teknik bermain, fisik yang prima, taktik yang bagus, mental juara dan mempunyai jiwa militan.

”Jiwa militan ini penting, karena seorang atlet tidak boleh menyerah di lapangan sebelum pertandingan selesai. Jiwa militan atlet itu juga bisa dilihat dari semangat juang dalam mengejar shuttlecock. Jadi tidak mudah menyerah atau nglokro,” ungkapnya.

Sementara itu, Nisak memaparkan pengalamannya selama lima tahun di pelatnas menjalani program latihan yang diberikan pelatih. Dalam sehari, dia mengaku berlatih empat kali, bahkan kadang sampai lima kali untuk mengejar prestasi yang para senior.

”Suka dukanya selama di pelatnas pasti ada. Sukanya kalo bisa juara, sedangkan dukanya ya kalo gagal di kejuaraan, karena sudah capek-capek latihan hasilnya kurang maksimal,” kata Nisak.

Muha