blank
Atraksi Liong dari siswa SMP Kanisius Kudus dalam merayakan Tahun Baru Imlek. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Kemeriahan perayaan Tahun Baru Imlek terasa di aula Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kanisius Kudus, Jumat (24/1). Salah satu sekolah di Kudus yang memiliki banyak siswa dari etnis Tionghoa ini merayakan Imlek dengan berbagi angpao dan kue keranjang.

Kemeriahan mulai terasa sejak awal digelarnya acara. Dengan diawali doa bersama, acara dilanjutkan dengan sejumlah atraksi dari para siswa.

Sejumlah atraksi yang ditampilkan diantaranya Wushu, peragaan Liong hingga barongsay. Kesemua atraksi merupakan hasil dari kegiatan ekstra kurikuler para siswa.

Di puncak acara, ratusan siswa antre mendapatkan angpao dan kue keranjang. Tampak para siswa antusias untuk mendapatkan angpao dan kue keranjang dari guru mereka.

Salah satu siswa kelas VIII SMP Kanisius Kudus Devina Elisabet mengaku senang sekali dengan adanya acara ini. Menurut dia, setiap tahun siswa selalu menunggu even ini.

“Senang sekali. Dapat angpao dan kue keranjang. Angpaonya buat jajan,” akunya.

Heri Christanto, Wakil Kepala SMP Kanisius Kudus mengatakan, seluruh siswa SMP Kanisius sebanyak 256 siswa menjadi peserta pada kegiatan ini.

blank
Siswi SMP Kanisius Kudus menunjukkan angpao dan kue keranjang pemberian guru mereka. foto:Suarabaru.id

“Ini juga ada donasi orang tua, sehingga kami berbagi dengan angpao kepada anak-anak (siswa). Paling tidak bisa bermanfaat bagi mereka,” katanya.

Dengan datangnya tahun baru pihaknya berharap agar sekolah tersebut semakin berkembang.

Kenang Gus Dur

Kepala SMP Kanisius Kudus Anastasya Herning. Ia mengungkapkan, dengan datangnya Imlek, siswa diajak bersyukur. Apalagi zaman dulu, keturunan Tionghoa di Indonesia sulit sekali untuk merayakan Imlek.

“Namun setelah zaman presiden Gus Dur, warga Tionghoa  bisa merayakan Imlek dengan leluasa. Kita patut untuk bersyukur dan mengenang jasa beliau,” jelasnya.

Ia berpesan, siswa bangga menjadi anak Indonesia. Meskipun berbeda ras, seluruh siswa ini adalah satu. Yakni satu Indonesia.

“Bagaimanapun Indonesia kita semua Indonesia. Harus bangga menjadi anak Indonesia,” pungkasnya.

Tm/Ab