blank
Ketua Bawaslu Wonosobo Sumali Ibnu Chamid dan anggota ketika menyerahkan Buku Pengawasan Pumili 2019 kepada Kajari Samsul Bahri Siregar. Foto : SuaraBaru.Id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID) – Jelang Pilkada 2020 Bawaslu Wonosobo mentargetkan mendampingi 30 Desa Anti politik Uang. Selain itu, untuk sasar pemilih milenial Bawaslu Wonosobo mentargetkan sekolah kader pengawasan minimal 15 sekolah tingkat SMA.

“Pemetaan sudah mulai dilakukan Panwascam. Tiap kecamatan dalam Pebruari Maret kita targetkan minimal memiliki dua desa anti politik uang,” ungkap Sumali Ibnu Chamid Ketua Bawaslu Wonosobo, Selasa (21/1/2020) usai kunjungan ke Forkominda.

Sumali menegaskan, bahwa program pencegahan ini, tidak lain untuk menekan angka pelanggaran politik uang, sehingga mampu mewujudkan Pilkada Bersih berkualitas dan bermartabat.
“Sasaran program ini tentu masyarakat pemilih,” katanya.

Melalui program ini, Kata Sumali, Panwascam akan melakukan sosialisasi tentang jenis jenis pelaggaran dalam Pilkada, salah satunya politik uang. Diharapkan pemilih akan berani menolak praktek politik uang.
“Pendekatan sosialisasi tentu akan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat termasuk budayawan,”ujarnya.

Guna menyasar pemilih pemula atau milenial, pria yang akrab disapa Ale ini, tiap kecamatan juga ditargetkan minimal ada satu sekolah pengawasan partisipatif.

“Jadi totalnya dalam waktu dua bulan kita targetkan ada 15 sekolah tingkat SMA jadi sekolah kader pengawasan,”tegasnya.

Terkait kegiatan tersebut, Sumali menjelaskan pada beberapa bagian berkolaborasi dengan Polri dan Kejaksaan Negeri. Karena menyangkut penumbuhan kesadaran hukum.

“Tadi kita kooordinasi dengan Kapolres, Kepala Kejaksaan dan Dandim, Bawaslu Wonosobo akan kolaborasi dalam sosialisaai penumbuhan kesadaran hukum, tetmasuk hukum pemilu,”tegasnya.

Muharno Zarka-Wahyu