blank
Relawan BPBD dan warga saat membersihkan material longsor di Desa Japan, Kecamatan Dawe. foto: BPBD Kudus/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Kondisi lingkungan di kawasan pegunungan Muria, nampaknya sudah cukup mengkhawatirkan. Setelah diguyur hujan dengan intensitas sedang, longsoran kembali terjadi di Desa Japan, RT 3/RW 1, Kecamatan Dawe, Kamis (16/1).

Meski tidak menelan korban jiwa, namun bencana longsor tersebut menghancurkan sebuah warung milik Ibu Tukul, warga setempat. Kerugian ditaksir mencapai Rp 10 juta. “Tebing belakang warung tersebut longsor setelah tergerus air hujan,”kata Kepala BPBD Kabupaten Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan.

Menurut Bergas, lokasi kejadian memang berada di kawasan lereng pegunungan Muria. Kontur tanah yang merupakan tebing, ternyata tidak mampu menahan gerusan air hujan yang turun.  Selain itu, kondisi tebing juga gundul tanpa adanya pepohonan yang bisa menjadi penahan aliran air.

Atas kejadian tersebut, menruut Bergas, pihaknya langsung menerjunkan petugas BPBD beserta Relawan FRPB untuk melakukan evakuasi. Tak hanya itu,  Satgas PB Desa Japan, Organisasi masa Jamiyah Rotib, dan pemerintah desa setempat juga ikut membantu membersihkan longsoran material tanah yang sempat menutupi jalan desa.

“Untuk penanganan sementara, tebing yang longsor diberi penutup plastik untuk menghindari longsoran yang lebih parah,”tukasnya.

Longsor yang terjadi di Desa Japan ini merupakan kesekian kalinya di Kudus sejak musim hujan tahun ini. Sebelumnya, beberapa kali longsoran dengan skala kecil juga sempat terjadi di beberapa desa lain di kawasan lereng Muria dengan kerugian material cukup banyak.

Untuk itu, Bergas mengimbau seluruh masyarakat di kawasan lereng Muria untuk selalu waspada. Jika menemukan adanya tanah tebing yang terlihat mulai retak, agar segera dilakukan antisipasi. “Yang terpenting ada antisipasi agar tidak ada korban jiwa jika terjadi longsor lagi,”klatanya.

Tm/Ab