blank
MELEPAS BURUNG: Pengurus Kleteng Tien Kok Sie melepas ribuan burung dalam ritual Pao Oen dengan agenda tolak bala yang berlangsung di depan Klenteng Tien Kok Sie Pasar Gedhe Surakarta, Minggu (12/1). (suarabaru.id/Bagus Adji )

SOLO (SUARABARU.ID) – Ratusan burung kecil terbang ke angkasa ketika pintu kandang yang mengungkungnya dibuka. Ritual pembebasan burung sebagai bagian dari acara tolak bala disambut gembira umat Tridharma.

Itulah gambaran ritual Pao Oen yang digelar dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2571/ 2020 yang diselenggarakan  Klenteng  Tien Kok Sie Pasar Gedhe Surakarta, Minggu (12/1).

Menurut Ketua Yayasan Klenteng Tien Kok Sie Pasar Gedhe Surakarta, Sumantri Dana Waluya, Pao Oen tahun 2571/ 2020 merupakan rangkaian ritual yang digelar dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2571 yang jatuh pada 25 Januari 2020.

blank
Ketua Yayasan Klenteng Tien Kok Sie Pasar Gedhe Surakarta, Sumantri Dana Waluya (suarabaru.id/Bagus Adji )

Peringatan pertama kali tahun baru Imlek, dihitung dari kelahiran Nabi Konghucu pada tahun 551 SM. Sebelum acara selamatan, sejumlah kegiatan pendukung sudah dimulai seminggu sebelumnya di antaranya membersihkan ruangan tempat ibadah.

“Termasuk 17 Kimsin (Rupang/patung Sakral) yang berada di Klenteng Tien Kok Sie. Klenteng disebut terakhir merupakan tempat ibadah tiga agama/aliran meliputi Konghucu, Budha dan Taois,” kata Sumantri.

Empat Zodiak

Menurut ajaran Tridharma terdapat empat di antara 12 zodiak di tahun baru Imlek 2571 yang saling bertentangan. Keempat zodiak tadi yakni Kuda, Kelinci, Ayam dan Tikus .

blank
PIMPIN RITUAL: Pendeta Budha memimpin ritual dalam kegiatan menyambut Tahun Baru Imlek 2571/2020 di Klenteng Tien Kok Sie Pasar Gedhe Surakarta, Minggu (12/1) (suarabaru.id/Bagus Adji )

Untuk mencegah  terjadinya “pertentangan” antara keempat zodiak tadi, Klenteng Tien Kok Sie  melaksanakan ritual  Pao Oen berupa pelepasan burung  dan ikan lele yang masing masing  berjumlah 999 ekor.

“Acara tolak bala ini juga diikuti pelepasan burung dan lele oleh perseorangan. Sehingga jumlah ternak yang dilepaskan mencapai ribuan ekor,“ kata Sumantri.

Pemilihan burung  dan ikan dalam ritual tolak bala, lanjut Sumantri, didasari filosofi membebaskan jiwa dari berbagai tekanan yang selama ini melingkupinya. Kesemuanya disertai harapan kehidupan di tahun baru akan semakin baik dibandingkan tahun sebelumnya.

“Ikan  dan burung yang dilepas ke alam bebas, secepatnya bisa membebaskan diri mengindari penangkapan. Tujuan hakiki diselenggarakannya acara tolak bala adalah membebaskan mahkluk hidup. Untuk ikan lele dilepas di perairan umum,” jelasnya. Acara berikutnya adalah siraman dan pemotongan rambut bagi umat Tridharma yang menghendaki.

Bagus Adji-LBC

 

 

 

 

DOA DAN RITUAL: Pendeta Budha tengah memimpin doa  pada ritual Pao Oen sebelum dilaksanakannya  acara Tolak Bala berupa pelepasan burung di Kelenteng Tien Kok Sie Pasar Gedhe Surakarta, Minggu  12/1) (suarabaru.id/Bagus Adji).

Ketua Yayasan Klenteng Tien Kok Sie Pasar Gedhe Surakarta, Sumantri Dana Waluya (suarabaru.id/Bagus Adji )