blank
Peserta parenting session minta foto selfi bersama Kak Damar usai mengikuti acara di Aula SD Negeri 1 Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID) – Pendongeng nasional asal Magelang Ahmad Damar Arifin S Pd mengatakan orang tua yang baik harus bisa jadi teladan bagi anak, bersikap sabar dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

“Namun, harus diakui, banyak orang tua yang masih belum bisa jadi teladan anak, kurang bersabar dan tidak bisa bersyukur atas kenikmatan yang diterima. Karena itu, jangan salahkan anak jika kadang nakal. Kenakalan anak cermin dari orang tua,” katanya.

Pria yang populer dipanggil Kak Damar tersebut mengatakan hal itu dalam acara  “Parenting Session Peguyuban Kelas 4 SDN 1 Wonosobo” bertema “Menjadi Sahabat Generasi Milenial yang Sukses dan Berakhlakul Karimah” di Aula SDN 1 setempat, Sabtu (11/1).

Hadir dalam kesempatan tersebut Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) H Ahmad Sardjita M Pd, Kepala SDN 1 Turdiyati SPd MMPd, Koordinator Bidang Pendidikan Disdikpora  Wonosobo dan Ketua Komite SDN 1 Iswo Proyogo SE.

Selain Kak Damar, dalam parenting class tersebut, hadir pula sebagai pemateri Harrista
Adiati MSi (psikolog Klinik Psikologi RSUD Soetjonegoro Wonosobo). Harista lebih banyak menyoroti perihak psikologi perkembangan anak yang harus disikapi orang tua.

Menurut Kak Damar yang juga guru PAUD Al Jauhar Magelang ini, kepribadian anak dipengaruhi setidaknya tiga faktor, yakni orang tua, sekolah, lingkungan dan tehnologi. Orang tua menjadi faktor utama karena yang kali pertama mendidik anak.

Suami-Istri 

blank
Harrista Adiati MPsi ketika menyampaikan materi “Parenting Session Peguyuban Kelas 4 SDN 1 Wonosobo” bertema “Menjadi Sahabat Generasi Milenial yang Sukses dan Berakhlakul Karimah”. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Dengan model pembawaan yang kocak karena diselingi dengan humor dan dongeng lucu khas anak-anak, materi yang disampaikan Kak Damar terkesan tidak membosankan dan merupakan contoh nyata pengalaman kehidupan keseharian antara orang tua dan anak di rumah.

“Positif parenting (pengasuhan positif) pada anak terdiri dari 3 P, yakni penuh kasih sayang, penghargaan dan persahabatan. Apakah orang tua sudah memberikan kasih sayang penuh, memberi penghargaan dan menjadi sahabat anak?,” tanyanya.

Sementara itu, Harrista Adiati MPsi mengungkapkan pasangan suami-istri yang harmonis sangat berpengaruh besar terhadap kepribadian anak. Demikian pula keluarga broken home juga sangat berpengaruh terhadap perilaku kenakalan anak.

“Karena itu, pasangan suami-istri harus saling bersinergi dalam mendidik anak. Orang tua akan menjadi top figur bagi anak. Tidak bisa urusan mendidik anak itu hanya menjadi tanggungjawab seorang ibu atau ayah saja. Harus bersama-sama,” katanya.

Pihaknya pun meminta peserta yang merupakan pasangan suami-istri, untuk duduk saling berdampingan. Mereka ditanyai kenapa keduanya ikut bersama-sama mengikuti acara parentung class. Jawaban pasangan-suami istri pun berbeda-beda.

“Ini nggak bisa, acara bareng kok duduk terpisah. Seorang pasangan suami-istri harus saling bersama-sama. Kelihatannya hal sepele tapi penting, guna memberi contoh keteladanan bagi anak dalam kehidupan sehari-hari,” tukasnya.

Muharno Zarka-wahyu