blank
Habib Muhammad bin Farid Al Muthohhar menjelaskan tentang sandal Nabi Muhammad di Masjid Kampus USM

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam adalah seorang pemimpin umat, seorang khalifah, manusia terbaik, ash shadiqul mashduq (orang yang benar dan dibenarkan oleh Allah). Namun apakah kehidupan beliau bergelimang harta dan kemewahan? Ternyata tidak demikian.

Sebaliknya kehidupan beliau sangat-sangat sederhana dan bersahaja. Berikut penjelasan Habib Muhammad bin Farid Al- Mutohhar dalam Kajian Islam Mahasiswa (Kalam) Mahasiswa Universitas Semarang (USM) di Masjid Baitur Rasyid lantai 2 pada Kamis malam(09/01).

Menurut Habib Muhammad bahwa Nabi Muhammad kadang memakai sandal kadang tidak memakai sandal atau nyeker. jika bertemu dengan tetangga sering tidak memakai sandal, karena sebagau bentuk tawadlu atau merendahkan diri kepada Allah SWT, dan menurut beberapa ulama menyatakan bahwasanya nyeker itu bisa melancarkan peredaran darah, karena bisa merefleksikan kaki kita dan berjalan dengan tanpa sandal bisa menyehatkan.

Sahabat Nabi yang sering membawakan sandal Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam Abdullah bin Mas’ud karena waktu itu banyak yang khidmah/relawan pada nabi. Abdullah bin Mas’ud sering membawa keperluan nabi seperti sandal, bantal, siwak dan air wudhu.

Menyiapkan perlengkapan Nabi itu bukan syirik, menurut habib Muhammad itu adalah mencari keberkahan dari Nabi. Yang menjadi menarik, sandal Nabi Shallallahu `alaihi Wa Sallam masih utuh dan di jaga ribuan orang sampai saat ini karena sandal itu lebih mulia dari apapun.

Sandal Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bukanlah sandal para raja dan kaisar. Bahan sandal Nabi terbuat dari kulit sapi dan memiliki dua tali.

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, beliau mengatakan “Sandal Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memiliki dua tali ikatan” (HR. Bukhari no. 5857).

Nabi memakai sandal shibtiyyah (yang tidak ada bulunya) terbuat dari kulit sapi bersih tinggal kulit saja.

Dalam sebuah riwayat “Janganlah diantara kalian berjalan dengan sandal sebelah hendaklah memakai keduanya”. (HR. Abu Hurairah RA)

Beliau mengatakan bahwa paling tidak kalau punya uang belilah sandal seperti sandal Nabi katena itu bisa kita mengingatkan kepada Rasulullah atau memakai jimat terompah seperti para ulama menjadikan terompah sebagai pin, hiasan peci dan menurut para ulama yang merumuskan seperti Syekh Bin Ismail Al-Nabhani tokoh ulama besar, jika kamu mempunyai terompah, dalam rumahmu, pakaian, atau dompet insyaallah kamu akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT karena dalam rangka mengikuti sunah nabi.

“Sunnah memakai sandal, sandalnya diperhatikan terlebih dahulu di periksa dan terhindar dari bahaya, jika sandal Nabi rusak, maka Nani akan menjahitnya sendiri. Nabi kalau membawa sandal pakai tangan kiri dan di cangking pakai telunjuk, karena sandal Nabi ringan, ada talinya dan terbuat dari kulit,” ungkapnya.

Sesungguhnya, Nabi shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Bila salah seorang diantara kalian hendak memakai sandal hendaklah ia memulainya dari yang sebellah kanan.

Kalau kepunyaan Nabi shallallahu ‘alaihi Wasallam bukan hanya sandal saja, lalu kenapa harus disikapi dengan sedemikian rupa untuk di kaji dan di mengerti oleh kalangan milenial? Karena apapun yang bersumber dari Nabi, entah itu dari ujung kaki sampai kepala beliau mengandung sebuah keberkahan yang agung disisi Allah.

Di akhir tausiahnya Habib Muhammad berpesan untuk para mahasiswa agar mampu mengetahui asal usul sandal Nabi Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang lebih mulia dari jabatan, orangtua, guru dan dari apapun.

Yang menjadi agung sandal Nani adalah pernah ketemu Allah SWT di Arsy saat nabi Shallallahu `alaihi Wa Sallam Isra’ Mi’raj.

USM-wahyu