blank
Plt Kanwil Kemenag Jawa Tengah ketika meninjau salah satu stand di Gedung Sasana Adipura Kencana dalam Kemenag Wonosobo Expo 2020. Foto : SuaraBaru. Id/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Tengah Drs H Achyani MSi mengapresiasi upaya Kementerian Agama (Kemenag) Wonosobo yang meluncurkan program madrasah digital dalam proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), baik madrasah negeri maupun swasta.

“Ini saya kira upaya yang sangat baik sekali guna menghadapi era disrupsi, di mana terjadi perubahan yang sangat mendasar terkait perkembangan tehnologi informasi. Siswa madrasah yang merupakan generasi milenial harus mulai menerima proses kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui model digital, ” katanya.

Drs H Achyani MSi mengatakan hal itu kepada wartawan usai membuka acara “Kemenag Wonosobo Expo 2020” di komplek Gedung Sasana Adipura Kencana setempat, Kamis (9/1).

Expo Kemenag bertema “Umat Rukun, Indonesia Maju”. Hadir dalam kesempatan tersebut Staf Ahli Bupati Wonosobo Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Drs H Eko Sutrisno Wibowo MSi, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Dr H Zaenal Sukawi MA, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkomoinda) setempat dan Kepala Kemenag Kebumen H Panut SPdI MPd dan Kepala Madrasah di lingkungan Kemenag Wonosobo.

Menurut Achyani, pembelajaran digital sudah menjadi tuntutan dan kebutuhan zaman. Melalui pembelajaran digital guru madrasah dan siswa harus menguasai tehnologi informasi yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman itu sendiri. Apalagi kini dunia tengah memasuki revolusi industri 4.0.

Progam Pertama

blank
Plt Kepala Kanwil Kemenag Jateng ikut mengambil undian kupon jalan sehat dalam rangka Kemenag Wonosobo Expo 2020. Foto : Suara Baru. id/Muharno Zarka

Madrasah digital yang digagas Kemenag Wonosobo, sebutnya, merupakan yang pertama di Jawa Tengah. Karena, selama ini, daerah lain belum ada yang menerapkan program yang sama.

“Madrasah digital di Wonosobo bisa dijadikan sebagai pilot proyek di Kanwil Kemenag Jateng. Jika progam pembelajaran milenial ini berhasil maka akan diikuti oleh madrasah lain di Jateng bahkan se-Indonesia,” sebutnya.

“Melalui pembelajaran digital, saya berharap kualitas pendidikan di kalangan madrasah akan terus meningkat dan bisa jadi pioner peningkatan sumber daya manusia (SDM) di negeri ini, ” paparnya.

Keberadaan Kemenag RI, tambahnya, memerlukan perjuangan yang panjang seiring dengan perjalanan negeri ini dalam mempertahankan kemerdekaan RI. Kemenag lahir pada 3 Januari 1946 dan kini telah berusia 74 tahun.

“Waktu itu belum ada tokoh yang berfikir tentang keberadaan Kementerian Agama RI. Moh Yamin salah satu tokoh kemerdekaan Indonesia sejak awal sudah mengusulkan ada kementerian yang khusus mengurusi masalah agama,” terangnya.

Dalam rapat Badan Penyelenggara Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Moh Yamin mendesak 27 tokoh untuk mendirikan Kementerian Agama RI, namun hanya 6 anggota BPUPKI yang menyetujui.

Kini Kemenag RI merupakan kementerian yang punya Aparatur Sipil Negara (ASN) terbanyak di antara kementerian yang lain.

“Ada tiga pendiri Kemenag RI, yakni KH Abu Dhaldiri, KH Sholeh Suaedy dan KH Sukoso M. Ketiga pendiri tersebut semua berasal dari Banyumas yang tidak jauh dari Wonosobo. Dari spirit pendiri, ASN Kemenag harus bisa jadi teladan dan pioner kerukunan umat beragama di Indonesia,” pungkasnya.

Muharno Zarka-wahyu