blank
Pendidikan anti-korupsi yang berlangsung di SMP Negeri 2 Wonosobo. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Kepala Kantor Inspektorat Kabupaten Wonosobo, Drs Gatot Hermawan mengatakan pendidikan anti korupsi perlu diberikan sejak dini pada pelajar SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Karena mereka merupakan generasi masa depan.

“Pelajar yang sekarang masih menimba ilmu di bangku sekolah pada tahun 2045 mendatang akan menjadi pemimpin negeri ini. Karena itu, sangat penting jika mereka sejak dini sudah dibekali pendidikan anti korupsi,” katanya.

Gatot Hermawan yang pernah menjadi Camat Sukoharjo ini mengatakan hal itu, saat mendampingi Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM menggelar coffee morning bersama sejumlah wartawan di Kafe PT Perkebunan Tambi Tanjungsari Sapuran.

Pihaknya mengaku selama tahun 2019 sudah melakukan road show ke beberapa sekolah SMP/MTs menyampaikan materi tentang pendidikan anti korupsi. Meski muatan materi termasuk “berat” tapi penyampaian dengan cara yang santai jadi memikat anak-anak.

“Sebelum saya menyampaikan materi, terlebih dahulu anak-anak disuguhi film tentang arti kejujuran yang menjadi bagian dari kampanye Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada kalangan pelajar. Anak-anak senang melihat film bertema kejujuran,” sebutnya.

blank
Drs Gatot Hermawan, Kepala Inspektorat Kabupaten Wonosobo. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Akan Diteruskan

Pada tahun 2020 ini, lanjutnya, Kantor Inspektorat Wonosobo akan terus melakukan road show pendidikan anti korupsi ke sekolah SD/MI hingga SMA/MA/SMK yang ada di seluruh Wonosobo. Kalau bisa malah pendidikan anti korupsi bisa masuk pelajaran.

“Karena keterbatasan personel dan waktu, tahun 2019 lalu road show pendidikan anti-korupsi baru bisa menjangkau beberapa sekolah. Antusiasme anak-anak dengan kegiatan ini ternyata sangat luar biasa. Mereka mengaku benci dengan pelaku korupsi,” paparnya.

Agar menarik, imbuhnya, materi pendidikan anti korupsi akan dibuat lebih vareatif, tidak hanya sebatas menyampaikan paparan atau teori. Tapi akan dikembangkan melalui cara yang lebih kreatif, inovatif dan menghibur,” tandasnya.

“Generasi milenial suka dengan hal-hal yang bersifat baru, modern dan kreatif. Karena itu, cara penyampaian dalam pendidikan anti korupsi juga harus sesuai dengan kebutuhan dan ketertarikan pelajar milenial pada hal baru agar tidak membosankan,” akunya.

Bagi siswa yang mampu mengajukan pertanyaan yang baik dan kritis, Gatot juga memberikan apreasiasi berupa pemberian hadiah. Meski nilai hadiah tidak seberapa tapi interaksi yang terbangun antara pemateri dengan peserta jadi mengena.

Muharno Zarka/mm