blank
Bupati Wonosobo ketika memberikan paparan dalam acara coffee morning bersama sejumlah wartawan di Cafe Agrowisata PT Perkebunan Tambi Tanjungsari Sapuran Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Eko Purnomo mengatakan di tahun 2020 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo akan memperkuat pembangunan sektor ekonomi dan pertanian untuk mempercepat kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

“Kenapa yang diperkuat sektor ekonomi dan pertanian? Karena tingkat kemiskinan di Wonosobo masih tinggi, berada di angka 16,63 persen. Masuk rangking ke-34 se-Jawa Tengah di atas Kebumen. Ke depan angka kemiskinan harus terus ditekan,” tegasnya.

Penegasan tersebut disampaikan Eko Purnomo ketika menggelar coffee morning bersama sejumlah wartawan media cetak, online dan elektronik di Cafe Agrowisata PT Perkebunan Tambi Tanjungsari Sapuran Wonosobo, Senin (30/12).

Bupati Eko Purnomo dalam kesempatan tersebut didampingi Sekda One Andang Wardoyo, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) H Eko Suryantoro, Kepala Inspektorat Gatot Hermawan dan Kabag Umum, Humas dan Protokol Setda Supriyadi.

Sedang sektor pertanian akan menjadi andalan, imbuhnya, karena Wonosobo punya potensi sumber daya alam (SDA) yang sangat luar biasa. Potensi SDA yang baik itu harus dikelola secara maksimal agar bisa memberikan dampak pertumbuhan ekonomi daerah.

“Penguatan ekonomi yang akan digenjot terutama di sektor pariwisata. Sebab, Wonosobo punya beberapa destinasi wisata andalan yang mampu menyedot banyak wisatawan domistik maupun mancanegara. Sektor pariwisata ini punya multiefek ekonomi luas,” sebutnya.

Beban Anggaran

blank
Sejumlah wartawan cetak, online dan elektronik yang biasa melakukan peliputan di Wonosobo foto bersama Bupati Eko Purnomo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Hanya saja, menurut Eko Purnomo, Pemkab Wonosobo di tahun 2020 ini punya beban anggaran yang sangat besar untuk pembangunan Pasar Induk, pembiayaan pelaksanaan Pilkada dan pemberian tunjangan penghasilan bagi Perangkat Desa.

“Lantaran beban pembiayaan yang tinggi untuk tiga hal di atas, Pemkab musti pandai-pandai mensiasati agar program pembangunan infrasrtuktur yang lain bisa tetap berjalan. Sebab belum semua infrastruktur yang ada dalam kondisi baik,” akunya.

Setelah Pasar Induk Wonosobo selesai dibangun, harapnya, pedagang bisa segera menepati los baru yang ada dan perkembangan ekonomi yang selama 4 tahun Pasar Induk belum dibangun mengalami kelesuan, bisa segera bangkit dan normal kembali.

“Pasar Induk Wonosobo sampai berlarut-larut tak segera dibangun karena ada kendala tehnis di lapangan. Pemborong tidak bisa memenuhi target yang ditetapkan oleh Pemkab setempat. Akhirnya harus ada lelang ulang yang butuh waktu lama,” paparnya.

Di tahun 2020 ini, imbuhnya, proses pembangunan Pasar Induk bisa selesai tepat waktu.

Saat ini pelaksanaan pembangunan pasar terbesar di Wonosobo itu menunjukan progres (kemajuan) yang bagus. Pemkab selalu memantau proses pembangunan yang sedang berjalan.

Menyinggung beberapa prestasi yang diraih Pemkab Wonosobo di bidang layanan publik dan inovasi daerah, sebutnya, semua tak lepas dari peran serta semua Organiasai Perangkat Daerah (OPD) dan dukungan masyarakat, termasuk kalangan pers.

Muharno Zarka-wahyu