blank
Istri Pendeta Cornelius Wahyu Widagdo tampak kuat saat memberikan sambutan didampingi dua putrinya, di depan jenazah suaminya. Foro: Hana Eswe

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Natal tahun 2019 ini sungguh berbeda dengan tahun lalu di GKJ Wolo, Kecamatan Penawangan. Tidak ada gemerlap cahaya maupun lagu-lagu riang khas Natal. Melainkan, suasana hening dan lagu bernada sedih. Pasalnya, segala persiapan berkaitan dengan perayaan Natal yang dilakukan warga jemaat gereja tersebut akhirnya dibatalkan panitia.

Pembatalan acara tersebut dilakukan karena pendeta mereka, Pdt Cornelius Wahyu Widagdo, meninggal dunia. Di tahun sebelumnya, Pdt C. Wahyu Widagdo menyampaikan pesan Natal di depan mimbar. Namun, kali ini ia terbujur kaku dalam peti jenazah yang disemayamkan di altar gereja tersebut.

Kanker Hati

Almarhum Pdt Wahyu meninggal karena penyakit kanker hati yang menyerang tubuhnya. Sebelum meninggal, ia sempat dirawat di RS Telogoredjo Semarang, kemudian RS Kariadi Semarang dan terakhir di RS Panti Rahayu Yakkum Purwodadi sejak pertengahan Desember 2019 lalu.

Malam natal, tepatnya 24 Desember 2019, pukul 23.25 di ruang Markisa 305 RS Panti Rahayu Yakkum Purwodadi, Pdt Wahyu menghembuskan nafas terakhirnya.

Di mata Forum Komunikasi Kecamatan (Forkopimcam) Penawangan, almarhum dikenal sebagai sosok yang baik hati. Di sela-sela ibadah pemberangkatan jenasah, Camat Penawangan Khasan Anwar menilai sosok Pdt Wahyu yang sangat baik bagi warga di Kecamatan Penawangan. Rasa kepedulian yang tinggi ditonjolkan Pdt Wahyu dan keluarganya untuk warga Penawangan. Tidak hanya kepada jemaatnya saja, melainkan warga masyarakat yang berbeda keyakinan.

blank
Para pendeta, keluarga, dan jemaat memberikan penghormatan terakhir mengelilingi peti jenazah dalam ibadah pemberangkatan ke tempat pemakaman Taman Eden. Foto: hana eswe

Sementara itu, Kapolsek Penawangan, AKP Sapto menilai, Pdt Wahyu memiliki sifat sangat baik. Almarhum telah membangun koordinasi yang baik untuk menciptakan suasana kamtibmas di wilayah hukum Polsek Penawangan. Termasuk pada Pilkades 2019 lalu.

“Saya menilai, Pdt Wahyu adalah sosok yang baik. Sosial kemasyarakatannya sangat baik sekali dengan warga sekitar. Sangat membantu kami karena saat ini beliau menjabat sebagai wakil ketua FKUB Kecamatan Penawangan. Beliau selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan antarumat beragama di Penawangan.”

“Saya terkenang jasa beliau baru-baru ini yaitu pada saat Pilkades Wolo lalu. Pilkades ini berjalan sukses karena beliau sebagai ketua panitia sehingga dalam pelaksanaan Pilkades berjalan aman, tertib, dan kondusif. Tidak ada komplain dari warga atau pun calon yang kalah terkait dengan pelaksanaan Pilkades,” ujar AKP Sapto.

Sementara itu, rekan sesama pendeta, Pdt Tyas dari GKJ Purwodadi ini mulai mengenal Pdt Wahyu sejak kuliah di Fakultas Teologia Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Banyak hal yang sudah diterimanya saat Pdt Wahyu hidup.

“Pas kuliah, saya sering dipinjami sepeda motornya. Lalu, di masa awal kami berpelayanan sebagai pendeta, dia rekan pendeta yang paling dekat. Jika GKJ Purwodadi perlu bantuan pelayanan pendeta, almarhum selalu siap,” katanya.

“Saat saya kuliah S2 di UKDW tahun 2010-2011, saya dibantu untuk tinggal di rumah ibu mertuanya di Jogja. Kesan kuat kami, dia lebih suka membantu. Rasanya, belum pernah dia curhat atau mengeluh kepada saya terkait pelayanannya di GKJ Wolo,” ujar Pdt Tyas.

Ribuan Pelayat

Sebagai pendeta yang melayani jemaat di desa, Pdt Wahyu Widagdo memang sangat baik hubungannya dengan masyarakat sekitar. Maka tak mengherankan bila pelayat yang datang pun mencapai ribuan orang. Tentu saja tidak hanya umat Kristen, tetapi warga sekitar yang berduyun memberikan penghormatan terakhir.

blank
Salah satu majelis GKJ Wolo, Budi Kristiono, memberikan sambutan sebelum ibadah pemberangkatan jenazah. Foto: hana eswe

Bahkan warga pun dengan khidmat mengikuti ibadah pemberangkatan jenazah, hingga berakhir, dan kemudian mengantarkan ke peristirahatan terakhir di tempat pemakaman Taman Eden, kota Purwodadi.

Suasana mengharukan berlangsung saat istri Pdt Wahyu Widagdo memberikan sambutan. Dia tampak tegar didampingi dua putrinya. Sementara tampak banyak yang hadir meneteskan air mata, termasuk pendeta yang melayani dalam ibadah tersebut. Begitu pula pendeta-pendeta lain tak hanya dari Purwodadi, tetapi juga Semarang, Boja, dan lain-lain. Mereka tampak menahan haru, bahkan beberapa di antaranya meneteskan air mata.

Hari ini benar-benar Natal berselimut duka bagi warga jemaat GKJ Wolo, Penawangan Grobogan. Mereka melaksanakan ibadah Natal dengan peti jenazah di altar. Kiranya Tuhan memberikan tempat terbaik bagi Pdt Cornelius Wahyu Widago.

Hana Eswe-trs