blank
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah memberikan sambutan di hadapan 24 peserta UKW yang digelar PWI Jateng di Hotel Quest Semarang. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menganggap kritik yang dilakukan wartawan kepada dirinya justru bisa menjadi vitamin yang menyehatkan. Tanpa kritik wartawan justru jadi sakit karena tidak pernah menerima asupan vitamin.

“Saya tidak antikritik. Silakan wartawan mengkritik asal tidak dengan awur-awuran. Sekarang antara nyinyir dan kritis itu bedanya tipis. Seolah-olah nyinyir itu kritis. Padahal orang yang kristis belum tentu nyinyir. Ini harus dibedakan,” sebutnya.

Ganjar Pranowo mengatakan hal itu, di hadapan 24 peserta Uji Kompetensi Wartawan (UKW) angkatan ke-17 yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah di Hotel Quest Semarang. UKW diikuti jurnalis media cetak, elektronik dan online.

Menurutnya, sikap kritis dan cerewet dari wartawan, malah dua tahun berturut-turut Pemprov Jateng mendapatkan pengharagaan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dari  pemerintah pusat. KPK juga menyatakan Jateng merupakan provinsi berintegritas.

“Karena banyak yang cerewet, tiap hari membobardir media sosial milik saya, justru berbuah prestasi. Tapi bagi saya prestasi bukan tujuan tapi tradisi. Asal apa yang dilakukan demi kebaikan bersama pasti banyak yang memberi apresisasi,” akunya.

Tetap Melanggar

Kepala Daerah sama wartawan, tambahnya, sebenarnya hampir sama. Bupati sudah sekolah di KPK dan menandatangani pakta integritas, belajar mitigasi dan anti korupsi, tapi masih ada yang kena OTT. Wartawan sudah UKW melanggar UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik.

“Saya membandingkan saja wartawan yang sudah lulus UKW ternyata melanggar etika. Bupati sekolah di KPK masih kena OTT. Ikhtiar apapun sebenarnya tidak menjamin tak ada risiko itu. Saya memberikan penghargaan pada PWI yang tengah menggelar UKW ini,” tegasnya.

Teman-teman mengambil profesi wartawan ini, imbuhnya, karena punya passion bukan sekadar dari pada tidak punya pekerjaan lain. Meski punya alternatif lain, banyak wartawan senior, sepedih apa pun industri media, tetap bertahan pada profesinya.

“Penyelenggaraan UKW ini merupakan sebuah kesadaran yang menginginkan profesi wartawan menjadi lebih baik lagi. Mudah-mudahan melalui ruang kecil ini bisa membawa wartawan lebih kompeten, bertanggungjawab, beretika dan bertindak profesional,” sebutnya.

Menurut Ganjar, sekarang tuntutan wartawan tidak hanya bicara kompeten tapi paham dan dapat melakukan lompatan untuk merevitalisasi profesi dan perkembangan  teknologi informasi. Media maunya cepat dan tepat, akurat dengan kalimat yang baik dan bagus.

“Kerjasama antara Pemprov Jateng dengan PWI Jateng selama ini sudah berjalan dengan baik. Tapi bukan berarti berjasama tersebut teman-teman wartawan di PWI tidak boleh mengkritik pemerintah. Silahkan kritik demi kebaikan bersama,” ajaknya.

Muharno Zarka/mm