blank
Rohaniwan dan rohaniwati Indonesia tampil pada Pergelaran Budaya Indonesia yang diadakan di Pontificio Collegio Missionario San Paolo Apostolo, Vatikan. Foto: Antara

LONDON (SUARABARU.ID) – Rohaniwan dan rohaniwati Indonesia tampil pada Pergelaran Budaya Indonesia yang diadakan di Pontificio Collegio Missionario San Paolo Apostolo, Vatikan, Sabtu (14/12), dengan melantunkan lagu-lagu dari sejumlah daerah di Indonesia.

Pensosbud Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan Muhammad Ferdien dalam keterangan yang diterima ANTARA London, Minggu, mengatakan pergelaran itu untuk menyebarluaskan khazanah budaya Indonesia kepada masyarakat asing.

“Gambaran semboyan bangsa Indonesia ‘Bhinneka Tunggal Ika’ juga tecermin dalam Pergelaran Budaya Indonesia yang berlangsung selama dua jam,” ujarnya.

Penampilan mereka melalui lagu-lagu daerah, seperti dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Papua, termasuk lagu dari Jawa Barat, “Pileuleuyan”, mendapat sambutan meriah sekitar 200 undangan yang hadir, antara lain kalangan korps diplomatik, pejabat Vatikan, rohaniwan-rohaniwati dari Indonesia dan berbagai negara lainnya yang berada di Italia.

Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci, Antonius Agus Sriyono yang membuka pergelaran itu, mengatakan KBRI setempat menampilkan tiga macam kesenian, yaitu alat musik, tarian, dan nyanyian. Selain itu, penampilan alat musik, gamelan, menjadi pilihan instrumen tradisional .

Ia menyebut hal istimewa dalam pertunjukan itu karena seluruh pemain gamelan yang berjumlah 10 orang merupakan warga negara asli Italia yang tergabung dalam grup gamelan “Gong Wisnuwara”. Danielle yang fasih berbahasa Indonesia dan Jawa membuka penampilan “Gong Wisnuwara” dengan menyanyikan tembang Jawa.

Dalam suguhan tarian, terdapat delapan tarian tradisional dan dua tarian kontemporer yang dibawakan penari dari “Sanggar Mahadaya Tari” Jakarta.  Seluruh tarian itu mewakili berbagai daerah di Indonesia, dari timur hingga barat, yakni Papua, Kalimantan, Bali, Jawa, dan Sumatera.

Ketika tarian dari Papua “Yospan” ditampilkan, penonton diajak menari bersama sehingga tepuk tangan terdengar bergemuruh. Sebagai penutup acara, para hadirin, khususnya yang berasal dari Indonesia, diajak berdiri menyanyikan bersama lagu berjudul “Tanah Air” sebagai bentuk kecintaan kepada Indonesia.

Selepas pergelaran, mereka yang hadir pada acara itu disuguhi dengan berbagai macam kuliner khas Indonesia, seperti rendang, risol, kue lapis, dan mi goreng jawa.

Antara-trs