blank
AKSI DONI TATA: Rider asal Indonesia, Doni Tata melakukan jumping saat turun di Kelas FFA450 Trial Game Asphalt International Championship 2019 di Sirkuit Boyolali, Sabtu (14/12), malam. (suarabaru.id/dok)

BOYOLALI (SUARABARU.ID) – Doni Tata Pradita, menjadi satu-satunya pebalap Indonesia yang naik podium di Kelas FFA 450 Trial Games Asphalt International Championship 2019 di Sirkuit Boyolali, Sabtu (14/12).

Rider berusia 29 tahun tersebut menepati posisi kelima di bawah empat pebalap asing, Germain Vincenot (Prancis) Sylvain Bidart (Prancis), Lewis Cornish (Inggris), dan Maxime Lacour (Prancis).

Usai race dan memastikan podium, Doni Tata mengakui race di kelas FFA 450 sangat berat dan butuh kerja keras menempati peringkat kelima. Dia sejatinya menempati posisi keenam di bawah Ivan Harry dalam balapan 14 lap (putaran) tersebut.

Kedua rider andalan Indonesia tersebut menunjukkan skill menggila di atas lintasan. Berulang Doni Tata mencoba manuver posisi Ivan Harry, namun tak juga berhasil.

Buah kesabaran Doni Tata saat last lap di tikungan terakhir. Manuver cerdas berisiko Doni Tata berhasil memanfaatkan kelengahan Ivan Harry dan mengambil posisi kelima di akhir balapan.

“Last lap saya paksanakan manuver Ivan Harry dan saya akui sedikit berbahaya. Namun manuver itu aman, dan berhasil ambil posisi Ivan Harry. Target saya di race kedua menjadi yang terbaik, dan terwujud mewakili Indonesia di posisi lima besar (podium-red),” kata Doni Tata, Minggu (15/12), dini hari.

Mengawali lomba di posisi delapan, pebalap yang pernah merasakan kerasnya persaingan MotoGP  di kelas 250cc tersebut harus berjuang keras menempati peringkat lima di akhir balapan.

blank
LIMA BESAR: Lima besar di Kelas FFA 450 International, masing-masing Germain Vincenot, Sylvain Bidart, Lewis Cornish, Maxime Lacour dan Doni Tata Pradita, dalam Trial Games Asphalt International Championship 2019 di Sirkuit Boyolali, Sabtu (14/12)(suarabaru.id/dok)

“Pada race pertama (Moto 1) saya mengalami masalah di suspensi depan, jadi tidak bisa melaju dengan cepat. Di race kedua, kondisi lintasan sudah kering, saya ganti ban kering, saya mulai push mengikuti barisan depan. Lap by lap saya pelajari kelemahan lawan, dan siap manuver lawan. Last lap bisa ambil Ivan Harry dan bertahan di posisi lima sampai akhir balapan,” tutur Doni Tata.

Rider asal Sleman tersebut tak kuasa meluapkan kegembiraannya, karena Sirkuit Boyolali cukup susah ditaklukkan mengingat track-nya cukup kecil dilakukan manuver.

“Di sirkuit ini (Boyolali-red), kalau posisi kita di belakang sangat susah sekali untuk manuver posisi depan, karena tracknya cukup kecil dan CC motornya besar 450 cc. Saya tidak bisa melewati Maxime, karena track-nya kecil,” katanya.

“Hasil ini sangat puas sekali, walaupun latihan kurang, mudah-mudahan tahun depan lebih baik lagi,” pungkas Doni Tata.

LBC