blank

Oleh: Ira Alia Maerani & Alfian Nur Hidayat

 ALLAH SWT perintahkan ummat-Nya untuk: “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri …” (QS Al-Isrâ:7)

Demikian pula jika berbuat jahat maka kejahatan itu akan berimbas kepada si pembuat.  Perintah untuk berbuat baik yang menjadi ide utama tulisan ini kiranya perlu untuk digaungkan. Sehingga setiap orang berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan yang akan berimbas positif bagi si pembuat, dunia dan akherat.

Keinginan untuk selalu berbuat baik dan memberi manfaat pada orang lain ini  mendasari semangat mahasiswa Fakultas Teknik UNISSULA Angkatan 2019, Alfian Nur Hidayat. Ia yang juga komandan tingkat (komting) kelas A ini selalu duduk di kursi terdepan ketika kuliah. Wajah teduhnya mencerminkan akhlaknya yang mulia.

Senantiasa berkomunikasi dengan dosen setiap pekan sebelum kuliah berlangsung. Mengawali dengan salam dan tutur kata yang santun. Hasil komunikasi dengan dosen tak lupa ia lanjutkan kepada teman-temannya. Alhasil proses belajar dan mengajar berlangsung dengan baik dengan sikap Alfian yang senantiasa ingin selalu berbuat baik ini. Ia bertekad menjadi pribadi yang  bermanfaat untuk orang lain.

Di balik sikapnya yang santun dan selalu menebar senyum dan kebaikan-kebaikan ini, ternyata Alfian mengagumi sosok Rosulullah Muhammad SAW yang ia baca dari buku-buku sejarah Islam dan Hadits.  Rosulullah Muhammad pemimpin ummat sepanjang masa. Sosok yang selalu dicintai dan mencintai ummatnya.

Alfian pun mengagumi ayah dan bundanya yang memberikan andil besar dalam proses kehidupannya. Kesabaran, keteguhan sikap dan budi pekerti ayah dan bunda membesarkannya dengan penuh kasih dan dipenuhi dengan tata nilai dalam keluarga. Ayah dan bundanya yang pertama mengenalkan Alfian dengan Sang Khalik, ALLAH SWT. Termasuk mengenalkan kepada junjungan ummat dan suri tauladan terbaik, Rosulullah Muhammad SAW.

Habibie dan Mentalitas Sepeda

Alfian pun mengagumi sosok beriman, terpelajar, dan berpengaruh yakni Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng atau yang biasa kita panggil Pak Habibie (almarhum). Seorang sosok teknokrat yang tersohor di seantero jagat raya dengan akhlak yang mulia. Kecerdasannya sudah banyak yang mahfum. Namun yang patut diacungi jempol dan diteladani adalah keshalihan intelektualnya. Anugrah ALLAH SWT berupa kecerdasan akal pikiran tak membuatnya merasa tinggi hati. Sebaliknya dengan kelabihan ini, Pak Habibie senantiasa berbuat kebaikan pada siapa pun.

Walaupun sang teknokrat dan sang negarawan  telah berpisah dari kita, namun nilai-nilai yang beliau tanamkan akan terus terkenang dan selalu menginspirasi. Seorang contoh yang baik, yang dapat menggabungkan elemen keislaman (religius) dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sosok cendekiawan muslim yang lahir dari bumi Indonesia.

Habibie yang pernah menjadi Presiden Republik Indonesia ke-3 ini selalu aktif dalam hidupnya. Beliau menyebutnya dengan mentalitas sepeda. Sebuah mentalitas yang tidak pernah akan berhenti jika ingin tetap hidup. Karena kalau berhenti, maka akan mati, begitulah kalau kita naik sepeda.

Mentalitas sepeda, sebuah falsafah yang sangat bernilai dan menginspirasi bagi pemuda Indonesia untuk meraih mimpinya. Sebuah falsafah dari salah seorang putra terbaik bangsa Indonesia Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng. Sang teknokrat dan  negarawan serta cendekiawan muslim yang luar biasa. Kerja keras, disiplin, dan tak mudah menyerah serta etos kerja yang sangat tinggi. Suatu mentalitas yang harus dicontoh para pemuda masa kini, hal ini juga tertuang di dalam Alquran  QS. At-Taubah Ayat 105. Artinya: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu…”

Banyak sekali nilai-nilai yang dapat kita contoh dari beliau. Hal lain yang tak kalah penting adalah rasa ingin tahu beliau yang sangat tinggi serta semangat belajar yang sangat kuat. Beliau mendedikasikan seluruh hidupnya untuk terus belajar. Menekankan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul harus dilakukan dengan peningkatan kualitas pendidikan yang baik pula. Beliau menjadi contoh bagi pemuda Indonesia untuk terus bersemangat untuk menggapai cita-cita walau banyak hal yang menjadi penghalang, tetap semangat untuk mencapai tujuan.

Sosok yang cinta tanah air, tumpah darah Indonesia. Seorang warga Indonesia yang meninggalkan kenikmatan tinggal di luar negeri dengan jabatan yang tinggi di sana. Pulang ke kampung halaman untuk membangun Indonesia.

Masih banyak hal yang bisa kita teladani dari Bapak Teknologi Indonesia ini, salah satu di antaranya adalah  falsafah yang diberikan oleh ayah beliau yaitu, “Jadilah mata air yang jernih, yang memberikan manfaat bagi sekitarmu. Sebuah falsafah yang sangat mulia yang ditanamkan oleh sang ayah sejak beliau masih kecil.

Hal ini dapat diartikan bahwa di manapun kita berada kita harus bisa memberikan dampak positif dan bermanfaat bagi lingkungan dimana kita berada. Hal ini selaras dengan Sabda Nabi Muhammad SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (Hadits Riwayat ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath, juz VII, hal. 58, dari Jabir bin Abdullah r.a.. dishahihkan Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam kitab: As-Silsilah Ash-Shahîhah)

Kunci Sukses

Menghadapi suatu tantangan memanglah tidak mudah, melainkan membutuhkan suatu pengorbanan. Bentuk pengorbanannya pun tidak ada yang sama. Misalnya saja ada pengorbanan yang berbentuk tenaga, waktu hingga materi. Pertanyaannya, sudahkah kita mengorbankan ketiganya demi meraih sukses?

Pada dasarnya, kebanyakan orang sukses memang harus siap capek dan siap mengurangi waktu nongkrong bersama teman demi mengasah kemampuan dirinya sendiri untuk meraih sukses. Tetapi yakinlah, pengorbanan tidak akan pernah mendustai orang yang rela berkorban. Karena akan ada waktu dimana kesuksesan akan menjadi milik kita seutuhnya.

Seperti halnya, Prof Habibie, beliau percaya dengan meningkatnya kualitas pendidikan dan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang tinggi dapat meningkatkan kualitas bangsa. Tanpa melupakan aspek yang tak kalah penting yaitu Iman dan Taqwa (IMTAQ). Dengan menggabungkan kedua elemen tersebut maka sumber daya manusia Indonesia akan unggul dan memiliki produktifitas yang tinggi. Beliau juga menekankan bahwasannya setiap anak di Indonesia harus mendapatkan pendidikan yang layak. 

Rasulullah SAW bersabda,”“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913)

Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim maupun Muslimah. Ketika sudah turun perintah Allah yang mewajibkan suatu hal, sebagai muslim yang harus kita lakukan adalah sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami taat. Agar memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan. Sesuai dengan firman Allah SAW dalam Alquran surat An-Nuur Ayat 51.

Pendidikan yang bermutu menjadi salah satu kunci sukses. Undang-Undang  No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seluruh warga negara Indonesia. Mengingat dasar filosofi bangsa Pancasila, Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan beberapa regulasi terkait.

Terlebih bagi seorang Muslim lebih diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Ini adalah bagian dari implementasi konsep Islam yang penuh cinta, yaitu memberi. Ajaran yang mengatakan,”tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah” artinya bahwa memberi lebih baik daripada meminta. Selain itu, manfaat kita memberikan manfaat kepada orang lain, semuanya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. Sebagaimana firman Allah di awal tulisan dalam Alquran surat Al Isra Ayat 7.

Dr. Ira Alia Maerani, M.H., dosen Fakultas Hukum UNISSULA & Alfian Nur Hidayat, mahasiswa Fakultas Teknik UNISSULA