blank
Bupati Wonosobo Eko Purnomo menyerahkan hadiah pemenang Kreanova di sela-sela pelantikan anggota DRD Wonosobo di Pendopo Bupati setempat. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Sekeretaris Daerah Wonosobo One Andang Wardoyo mengungkapkan Pemkab Wonosobo akan mulai menekankan dan menerapkan kebijakan pembangunan di daerah yang berbasis riset dengan data yang lebih valid dan kerangka tujuan yang logis.

“Kebijakan pembangunan berbasis riset ini dijamin akan lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi riil yang ada di lapangan. Program pembangunan yang dicanangkan pemerintah akan benar-benar dirasakan masyarakat sesuai kebutuhan yang ada,” tegasnya.

blank
Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Penegasan tersebut disampaikan One Andang Wardoyo ketika menjadi Keynote Speaker bertema “Pembangunan Daerah Berbasis Riset” dalam acara “Pelantikan dan Ekspose Policy Brief Dewan Riset Daerah Wonosobo 2019-2024”, di Pendopo Bupati Wonosobo.

Pada saat bersamaan juga dilantik 13 personil menjadi pengurus Dewan Riset Daerah (DRD) Wonosobo 2019-2024. Pengurus DRD yang dilantik terdiri dari akademisi, peneliti, wartawan, pegiat pertanian dan pendidikan, seniman dan pelaku bisnis.

Menurut One Andang, saat ini Wonosobo menempati urutan kedua dari bawah tingkat kemiskinan di Jawa Tengah. Kondisi tersebut tentu saja dibutuhkan kerja keras dari semua pihak agar Wonosobo yang punya potensi sumber daya alam (SDA) bisa bangkit.

“Tahun 2016 angka kemiskinan di Wonosobo mencapai 20,43 persen, tahun 2017 turun menjadi 17,58 persen dan tahun 2018 turun lagi jadi 16,63 persen. Saya minta teman-teman DRD bisa memacu akselerasi penurunan angka kemiskinan di Wonosobo,” katanya.

Empat Sektor

Pemkab Wonosobo, imbuhnya, tidak semata-mata hanya berjuang menurunkan angka kemiskinan. Karena prioritas pembangunan juga diarahkan pada pengembangan ekonomi, peningkatan sumber daya manusia (SDM), penguatan interprenuer dan nasionalisme.

“Selain menurunkan angka kemiskinan, Bupati Wonosobo Eko Purnomo juga berkomitmen mengembangkan sektor ekonomi di daerah lebih maju. Mengapa? Karena Wonosobo itu punya potensi periwisata, pertanian dan UMKM yang sangat baik,” sebutnya.

Melalui riset yang dilakukan DRD, harapnya, pertumbuhan dan daya saing ekonomi di daerah akan meningkat. Petani kentang, misalnya, tidak saja menjual bahan mentah tapi bisa menerapkan tehnologi pascapanen dengan mengembangkan usaha makanan.

“Sebab melalui sentuhan ilmu pengetahuan dan tenhnologi, produk pertanian yang ada di Wonosobo bisa dioleh menjadi makanan khas yang punya nilai jual yang lebih tinggi dan pasar yang lebih luas. Petani pun bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak,” bebernya.

Di bidang pendidikan, menurut One Andang, Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Wonosobo masih rendah karena baru berada di angka 66,89 persen dibawah rata-rata IPM di Jateng. Angka harapan sekolah baru sampai SMP belum menuju Perguruan Tinggi (PT).

“Anak-anak sekolah dan santri yang ada di Wonosobo juga perlu didorong dengan ketrampilan entreprenuer. Sehingga lulusan sekolah tidak bingung mencari kerja tapi bisa menciptakan lapangan kerja untuk diri dan orang lain,” tegasnya.

Muharno Zarka-trs