blank
Prof Dr KH Noor Achmad MA, Guru Besar Unwahas

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Musyawarah Bersama (Musber) ormas Islam Jawa Tengah yang Jumat siang (13/12/2019) dibuka Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kompleks Kantor Gubernur Jateng, bernilai strategis terutama untuk mewujudkan penguatan arus baru ekonomi umat. Setelah Jateng mengawali tampil sebagai pioner selanjutnya diharapkan segera diikuti provinsi lain sekaligus menjadi program nasional.

Pendapat tersebut dikemukakan Prof Dr KH Noor Achmad MA, Guru Besar Universitas Wahid Hasyim, Semarang (Unwahas) dalam konferensi pers, Kamis (12/12/2019). Konferensi pers dipimpin Ketum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi juga didampingi Ketua Panitia KH Muhyiddin MAg.

Prof Noor yang juga Ketua Badan Wakaf Jateng serta Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Pusat menegaskan, musber diyakini akan menghasilkan keputusan-keputusan penting untuk penguatan ekonomi umat di era kekinian.

Sebagaimana diketahui, musber yang akan membahas arus baru ekonomi umat, melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Wakaf Indonesia (BWI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jawa Tengah.

Ditegaskan, arus baru ekonomi umat merupakan gagasan murni Kiai Ma’ruf Amin sebagai ahli ekonomi syariah internasional yang kini menjadi Wapres. Sehingga, musber yang membahas arus baru ekonomi umat ini, bakal menjadi atmosfir baru dalam perekonomian nasional Indonesia.

“Secara otomatis arus baru ekonomi umat akan menjadi program kerja Wapres untuk diwujudkan sebagai program nasional. Maka setelah digulirkan di Jateng diharapkan ditindaklanjuti provinsi-provinsi lain untuk bergerak bersama,” pinta Ketua Pengelola Pelaksana Masjid Agung Jawa Tengah ini.

Disebutkan, pilar utama arus baru ekonomi umat terletak pada eksistensi Baznas melalui zakat, infak, sedekah dan BWI melalui kekuatan wakaf. Kedua sumber ini akan didukung dengan semakin tumbuhnya ekonomi syariah nasional saat ini. Kekuatan-kekuatan tersebut konfigurasinya akan disinergikan melalui DMI dan IPHI di bawah koordinasi MUI didukung kekuatan NU-Muhammadiyahyang memiliki basis umat yang riil.

Potensi zakat nasional per tahun yang dapat dioptimalkan Baznas mencapai Rp 300 triliun sementara BWI mencapai Rp 200 triliun. Dana ini, sungguh besar sebagai penggerak perekonomian umat Islam di Indonesia, yang saat ini kontribusinya terhadap perekonomian nasional masih rendah.

Kekuatan arus baru ekonomi umat ini, untuk menjawab pola perekonomian nasional yang selama ini masih top down dan berciri kapitalis. Pola ini tidak bisa mengangkat perekonomiuan umat Islam sebagai mayoritas. Lewat arus baru ekonomi dicoba untuk menerapkan buttom up yang digali dari bawah dengan mengembangkan virus kewirausahaan. Targetnya umat yang besar ini bukan sekadar sebagai konsumen tapi menjadi produsen.

Agus Supriyanto/sol