blank
Muhibbin Afton, peternak milenial pemilik Griya Ternak Farm Dusun Kemiri RT 03 RW 02 Kelurahan Wringinanom Kertek Wonosobo, berada di kandangnya. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO – Peternak milenial pemilik Griya Ternak Farm Dusun Kemiri RT 03 RW 02 Kelurahan Wringinanom Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, Muhibbin Afton (21), mengatakan kini generasi milenial harus lebih kreatif, tangguh dan berpikir modern.

“Generasi milenial mesti mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk mengembangkan usaha. Banyak sekali peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan, baik di bidang pertanian, perikanan dan peternakan,” tegasnya.

Menurutnya, kaum milenial harus mulai merubah mindset. Bidang pertanian, peternakan, dan perikanan jangan hanya dianggap sebagai ladang pekerjaan bagi generasi old (orang tua). Anak muda dengan kemampuan penguasaan teknologi mesti mampu menggali potensi yang ada.

“Hilangkan pikiran kalau terjun ke dunia pertanian, perikanan dan pertanian itu pasti kotor karena belepotan dengan tanah, lumpur dan kotoran hewan, sehingga jarang anak muda mau bergelut mengelola lahan, empang dan kandang hewan,” tukasnya.

Dengan mindset modern, imbuhnya,  menggarap lahan pertanian, mengelola kolam ikan dan memelihara ternak, bisa dilakukan di rumah. Karena yang dibutuhkan bukan “terjun” langsung di lapangan tapi mengelola managemen usaha dengan teknologi modern.

“Jika sudah demikian, maka mindset bisa berubah menjadi omset dan aset. Bagaimana mengelola usaha dengan analisa yang matang. Mampu membangun networking dengan sesama pengusaha dan pembeli melalui internet dan media sosial,” cetusnya, Senin (2/12).

Afton bercerita dirinya memulai membangun usaha peternakan semenjak usianya 18 tahun dan masih menuntut ilmu di MAN 1 Wonosobo. Saat itu, dia memelihara 4 kambing dan pernah mengelola 4 ribu ayam potong.

“Kambing yang saya beli Rp 4 juta setelah delapan bulan dipelihara hanya laku Rp 4,5 juta. Karena cuma dapat Rp 500, berarti saya rugi. Kala memelihara ayam juga pernah jatuh karena antara biaya pemeliharaan dengan hasil tidak imbang,” katanya.

blank
Muhibbin Afton, pemilik Griya Ternak Farm Milenial Wonosobo. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Ditangkap Polisi

Tapi Afton tidak patah arang. Dia mulai berpikir serius agar usaha peternakannya bisa untung besar. Peternakan ayamnya lalu ditutup dan konsentrasi memelihara kambing Domba Wonosobo (Dombos). Afton memutar otak belajar pada peternak yang sudah sukses.

“Sebab kalau hanya mengandalkan rumput hijau dan harus ngarit (merumput) tidak akan cepat maju. Saya musti menciptakan tehnologi baru dan modern dengan membuat makanan ternak kering yang awet dan bergizi. Selain murah juga ringan di tenaga,” paparnya.

Di kalangan peternak dan petani, sebutnya, kambing, sapi dan kerbau itu memakan rumput /daun hijau. Sehingga sejak dulu hingga kini banyak orang yang masih tetap merumput untuk memakani ternaknya. Padahal ada cara modern bikin makanan instan untuk ternak.

“Pola pikir seperti itulah yang harus dirubah. Jika hanya mengandalkan cara tradisional dalam berternak, bertani dan merawat ikan ya hasilnya tidak terukur. Perlu terobosan dan strategi baru untuk bisa lebih maju dan berkembang,” ujarnya.

Lantaran buta soal managemen peternakan Dombos modern, pemuda kreatif tersebut, lari ke seorang perempuan yang berhasil mengelola ribuan domba di Sidoarjo Jawa Timur. Selama seminggu dia berguru dengan perempuan yang berstatus janda tapi sukses jadi peternak.

“Karena nggak punya uang banyak, saya ke Sidoarjo naik motor dan hanya mengandalkan petunjuk jalan melalui GBS. Saya sempat nyasar masuk jalan tol dan ditangkap polisi. Saat diinterogasi saya menjelaskan maksud dan tujuan, sehingga dilepaskan,” kisahnya.

Pulang dari Sidoarjo, Afton membawa sejuta asa. Usaha ternak Dombos yang dirintisnya harus berhasil dan terus berkembang. Dirinya pun masih ngangsu kaweruh ilmu peternakan ke peternak kambing domba di Kendal Jateng dan Bogor Jawa Barat.

“Saya optimistis beternak Dombos akan maju, karena kebutuhan kambing untuk korban Idhul Adha dan memenuhi stok daging sate, gulai serta tongseng sangat tinggi. Selain itu, kambing Dombos kini juga jadi wisata edukasi di arena taman bermain anak,” bebernya.

Kambing Dombos, ujarnya, juga jadi ikon dan maskot Wonosobo. Karena kualitas kambing domba tersebut termasuk unggul. Selain bisa dimanfaatkan dagingnya, bulu, susu dan kotoran kambing pun bisa disulap menjadi uang dan menguntungkan.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka