blank
Ketoprak Wahyu Budoyo tampil memukau penonton. foto: Uut

JEPARA- Bawaslu Kabupaten Jepara terus berupaya melakukan sosialisasi, untuk menekan angka pelanggaran pemilu. Uniknya, sosilasisasi ini dikemas dengan ketoprak dan musik campursari agar mudah diterima masyarakat.

Acara tersebut diselenggarakan di Lapangan Desa Mindahan, Kecamatan Batealit, Sabtu (30/11/2019) malam.

Mengusung lakon “Sejaraning Jombang Balelaning Adipati Pelor Wojo”, grup kesenian ketoprak Wahyu Budaya sukses membawakan pesan demokrasi yang jujur dan adil. Ketua Bawaslu Kabupaten Jepara Sujiantoko, Asisten II Sekda Jepara Mulyaji, dan Komisioner KPU Jepara Muhamadun Sanomae juga hadir dalam acara ini.

blank
Ketua Bawaslu Jepara, Sujiantoko. Foto: Uut

Asisten II Sekda Jepara yang mewakili Plt. Bupati Jepara, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan malam ini. Sosialisasi melalui budaya dan kesenian lokal dikatakannya sangat tepat. Selain mudah menarik perhatian, sekaligus mudah di pahami oleh seluruh lapisan masyarakat. “Dengan tontonan yang juga jadi tuntunan diharapkan selepas proses demokratisasi kemarin, kita semua bisa kembali bersama-sama,” ujar dia.

Sementara itu, disampaikan Sujiantoko bahwa pelanggaran pemilu seperti kasus berita bohong (hoaks), politik uang dan sentimen SARA, menjadi persoalan akut yang kerap mewarnai ajang pesta demokrasi. “PR besar penyelenggara pemilu dan masyarakat Indonesia adalah tiga hal ini,” kata Suji.

Lebih lanjut, baik Mulyaji maupun Sujiantoko pun sepakat, bahwa kesadaran dan keterlibatan aktif masyarakat dalam melakukan pengawasan di setiap pemilu menjadi harapan besar, untuk mencegah terjadinya pelanggaran. Hingga terwujudnya kualitas demokrai yang jauh bermartabat.

Dengan mengusung kearifan budaya lokal, diharapkan sosialisasi tersebut bisa lebih mengena dan diterima seluruh komponen masyarakat. Sehingga diharapkan mampu menumbuhkan tingkat kesadaran, dan partisipasi untuk bersama-sama mengawal jalannya setiap tahapan pemilu. (SuaraBaru.Id/Hadi Priyanto)