blank

blank

Oleh Amir Machmud NS

SENTIMEN rasa membuncah menjelang pengumuman siapa peraih Ballon d’Or tahun ini, 2 Desember besok. Kondisi “baper” menghinggapi dua pemain yang diakui sebagai yang terbaik di dunia selama satu dasawarsa terakhir, Lionel Andres Messi dan Cristiano Ronaldo.

Di tengah tengara status quo itu muncul nominee kuat Virgil van Dijk, Sadio Mane, hingga Kylian Mbappe. Namun nyatanya Messi dan Ronaldo tetap dijagokan. Ini bukan sekadar permainan opini media dengann agenda framing untuk membentuk realitas tertentu, akan tetapi keduanya memang dianggap masih punya modal cukup di antara para kompetitor yang juga didukung referensi kuat keterpilihan.

Adakah yang “baper”? Itu pasti. Andai Messi –yang produktif mencetak 51 gol dan 22 assist sepanjang musim lalu namun hanya meraih trofi La Liga –, yang dinobatkan sebagai peraih Ballon d’Or, bisa dibayangkan betapa Ronaldo bakal tidak sepenuhnya ikhlas menerima. Dari sejumlah pernyataan, CR7 merasa musim ini lebih baik dari seteru abadinya itu.

Sebaliknya, Messi yang tahun ini dimahkotai predikat Pemain Terbaik FIFA, sudah mengisyaratkan Ballon d’Or merupakan raihan individual yang sangat spesial. Itu artinya, dia juga punya keyakinan. Kalau Ronaldo yang terpilih dengan modal juara Liga Serie A dan UEFA Nations League, apa kata Messi yang dalam pandangan Kylian Mbappe layak menerima penghargaan tersebut?

Pengakuan penyerang Paris St Germain yang juga disebut-sebut sebagai kandidat terkuat penerus Messi dan Ronaldo itu dilengkapi oleh statemen Eden Hazard. Kapten Belgia yang kini memperkuat Real Madrid itu melokalisasi calon peraih trofi untuk para penggawa Liverpool, klub peraih Liga Champions tahun ini. Hazard mendukung yang terpilih adalah salah satu di antara Van Dijk, Mane, atau Mohamed Salah.

Spekulasi pun berkembang dalam adonan sentimen rasa. Messi disebut-sebut sudah mendapat bisikan bahwa dia yang terpilih. Sementara Ronaldo yang sudah tahu hanya menempati peringkat ketiga, tidak akan datang ke seremoni penobatan. Rumor lain, urutan pemenang sudah terskema, yakni Van Dijk, Messi, dan Ronaldo.

*   *   *

PETA persaingan yang tetap mengunggulkan Messi dan Ronaldo menandakan, kemampuan bintang Argentina dan Portugal itu masih berada di paling atas. Ronaldo dalam usia 34 tetap impresif sebagai andalan Portugal, dan betul-betul menjadi faktor pembeda bagi “Selecao das Quinas”, meskipun di level klub, bersama Juventus perannya tidak “semaharaja” di Real Madrid. Di timnas Portugal, produktivitas gol dan kepemimpinannya belum tertandingi.

Sedangkan Messi seperti sebuah paradoks. Hingga usia 32 dia belum juga memberikan trofi untuk “Albicelese”, sebaliknya makin menjadi-jadi sebagai tempat bergantung bagi Barcelona. Salah satu penilaian Kylian Mbappe antara lain adalah indikator performa stabil Messi sejauh ini. Keistimewaan La Pulga sebagai eksekutor tendangan bebas juga makin terlihat. Dia melakukannya dengan kematangan “Free Kick Messi”, yakni teknik istimewa, ekspresi seni, naluri presisi, dan daya kecoh luar biasa yang hanya bisa dilakukan oleh pemain dengan kemampuan di luar nalar lumrah seorang pesepak bola.

Tesis bahwa Cristiano Ronaldo meraih tempatnya sekarang berkat spartanitas latihan, dan Messi sejak lahir membawa “bakat dewa”, telah teruji dari aksi-aksi dua sepak bolawan terbaik tersebut. Maka kontestasi Ballon d’Or tahun ini dapat diperkirakan menjadi puncak rivalitas mereka. Siapa pun yang berkesempatan memenanginya sebagai trofi keenam, Messi atau Ronaldo, akan sulit tersamai lagi pada tahun mendatang. Keduanya telah menorehkan perpacuan prestasi pribadi yang lebih dari pergulatan kualitatif antara dua maharaja sebelumnya, Pele dan Maradona.

Memang melihat kiprah La Pulga dan CR7 hingga pertengahan musim kompetisi kali ini, masih berkemungkinan keduanya bersaing lagi hingga setidak-tidaknya semusim lagi. Secara fisik, mereka masih oke. Atraksi-atraksi hebat masih terus terpanggungkan. Apakah ini menjadi tanda penganugerahan Ballon d’Or tanggal 2 Desember besok bukan merupakan akhir perpacuan mereka?

Sementara itu, kalau Neymar Junior dan Mbappe masih bertahan di PSG dan tidak beranjak dari status hanya berjaya di lingkaran domestik Liga Prancis, rasanya berat bagi keduanya untuk memaksimalkan pengembangan peluang ke arah kandidasi peraih Ballon d’Or. Malah yang akan berkembang untuk menemukan peluang adalah para bintang Liverpool, Manchester City, Bayern Muenchen, atau Juventus.

Untuk melangkah ke pintu peluang, tampaknya Mbappe memang harus mengikuti ajakan Zinedine Zidane yang terang-terangan mengaku kepincut mendatangkan pemain senegaranya itu ke Santiago Bernabeu. Untuk menuju Ballon d’Or, Mbappe harus berani menepis sentimen rasa, memilih mendekat ke ruang yang lebih terang…