blank
Kepala SMKN 02 Songgom Giyato mengamati bangunan sekolahnya yang ambruk diterjang angin. Foto: Harviyanto

BREBES – Kepala SMK N Songgom 02 Kabuten Brebes Giyato mengaku kalau pembangunan ruang kelas yang ambruk dananya bersumber dari swadaya orang tua siswa. Menurutnya, dana tersebut dihimpun selama dua tahun guna memenuhi kebutuhan ruang kelas yang masih terbatas. “Rencananya gedung baru yang terdiri dari tiga lokal itu akan digunakan untuk ruang kelas. Tapi belum selesai pengerjaan sudah ambruk,”terang Giyato, Senin (25/11).
Pihaknya pun mengaku keberataan kalau pengembangan sarana dan prasarana dananya dibebankan ke sekolah. Pasalnya apabila itu terus dilakukan, pihak sekolah tidak bisa fokus untuk mendidik siswa. “Saya berharap kedepan sekolah tidak lagi dibebani dengan pengembangan sarana dan prasarana yang pendanaannya diambil dari sekolah. Karena itu akan mengganggu konsentrasi kami untuk mendidik siswa,” keluh dia.

Seperti diinfokan sebelumnya, bangunan ruang kelas SMK N 02 Songgom, Brebes yang masih dalam pengerjaan itu ambruk diterjang angin. Insiden tersebut terjadi pada Minggu (24/11) sekitar pukul 15.00 sore. Beruntung, peristiwa itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa, karena berlangsung saat hari libur.
Giyato menambahkan, saat ini ambruknya bangunan di

sekolahnya tengah dalam proses pemeriksaan dari Polres Brebes. “Ya, tadi ada sekitar tiga petugas dari Polres yang datang untuk melakukan pemeriksaan,” tambah terang dia.

Selain dirinya, ada beberapa orang yang juga dimintai keterangan, termasuk komite sekolah. Pihaknya pun mengaku lemas atas kejadian itu. Mengingat sekolah sudah berupa  menghimpun dana dari orang tua siswa dengan waktu yang cukup lama.

Dengan tujuan agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman, namun pada akhirnya ambruk terkena bencana. Pihaknyapun nantinya akan menyampaikan kepada orang tua siswa untuk membahas bersama atas kejadian itu.

Dia menjelaskan, penggalangan dana untuk pembangunan ruang kelas diawali dengan musyawarah bersama dengan orang tua siswa. Dimana, saat itu sekolah menyampaikan kebutuhan sekolah yang harus dipenuhi. “Dari situ, orang tua siswa lalu membantu sesuai dengan kemampuan,”jelas Giyato yang dihubungi lewat sambungan telepon.

Untuk sekolah kejuruan, lanjut dia, pihak sekolah masih diperbolehkan menghimpun swadaya dari orang tua siswa untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Sementara, Kapolsek Songgom AKP Sunarto saat dihubungi melalui pesan whatsapp menyebut kalau penanganan kasus ambruknya bangunan sekolah itu telah dilimpahkan ke Unit Tipikor Polres Brebes.

“Dilimpahkan ke Polres Mas, tanya langsung saja ke Tipikor,”jawab Kapolsek lewat pesan Whatsapp.

Suarabaru.id/harviyanto