blank
Mas'ud, tukang pijat yang sukses terpilih menjadi Kades Ploso, Kecamatan Jati, Kudus. foto:dok Mas'ud/Suarabaru.id

KUDUS – Pemilihan Kepala Desa serentak di 115 Kabupaten Kudus telah usai. Diantara sekian calon yang terpilih, beberapa nama berhasil membuat kejutan. Salah satunya adalah Mas’ud, yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang pijat ini sukses terpilih sebagai Kades Ploso, Kecamatan Jati.

Terpilihnya Mas’ud ini cukup mengejutkan banyak pihak. Apalagi, salah satu lawan yang berhasil dikalahkannya adalah calon incumben, Bambang Giyata. Tak hanya itu, selisih kemenangannya pun cukup signifikan. Dengan mengantongi 2.232 suara, Mas’ud mengalahkan pesaingnya yakni Bambang Giyata  yang memperoleh 1.773 suara dan satu calon lainnya Bejo yang hanya mendapatkan 434 suara.

“Ya tentu, saya bersyukur atas hasil ini. Dan yang jelas, kemenangan ini merupakan amanah yang cukup berat yang harus saya emban,”kata Mas’ud, Rabu (20/11).

Mas’ud menambahkan, kemenangan ini sangat berarti bagi dirinya.  Butuh perjuangan cukup berat untuk bisa meraih simpati masyarakat.  Apalagi, lawannya ada yang merupakan calon incumben yang juga mendapat dukungan dari pemodal cukup ternama.

Baca: Incumben Banyak Tumbang, Berikut Nama Kades Terpilih di Kudus

“Bagi saya ini sangat berarti, terutama melawan incumben yang mendapat dukungan dari tokoh ternama,”tandasnya.

Sementara, dirinya kata Mas’ud, hanya seorang  yang kesehariannya bekerja sebagai juru pijat. Namun demikian, dengan kerja keras dan semangat dari para relawannya, Mas’ud mengaku bisa meraih simpati dari masyarakat. Dan hasilnya, dirinya mampu meraih suara terbanyak dengan selisih yang cukup jauh.

Mas’ud berjanji, akan menjalankan amanah dari masyarakat tersebut sebaik-baiknya. Salah satunya adalah dengan membawa perubahan di Desa Ploso agar bisa lebih baik.

Tetap memijat

Disinggung mengenai profesinya selama ini, kata Mas’ud, dirinya memang membuka praktik pijat di rumahnya maupun panggilan. Selain itu, ada pula kesibukan lainnya yakni melatih pencak silat. “Namun, yang utama saya lakukan adalah menjadi juru pijat,”kata Mas’ud.

Jasa pijat yang dilakoni Mas’ud selama ini memang hanya dikhususkan untuk cedera olahraga serta pijat untuk orang sakit. Dirinya tidak membuka jasa pijat capek karena khawatir tidak bisa melayani semua pasien yang datang.

“Kalau pijat capek, kasihan yang antre. Jadi, saya khususkan untuk pijat cedera olahraga dan pijat untuk orang sakit,”tandasnya.

Dan yang patut diacungi jempol, selama memberikan layanan jasa pijat ini, Mas’ud mengaku tidak pernah memasang tarif. Berapapun upah yang diberikan orang, akan diterima dengan rasa ikhlas.

“Saya tidak pernah memasang tarif, jadi terserah berapa pun orang ngasih tetap saya terima dengan niatan membantu orang lain,”ujarnya.

Mungkin dari itulah, kata Mas’ud, banyak orang yang bersimpati dengan dirinya. Dirinya juga menggunakan kesempatan memijat ini sebagai sarana kampanye untuk meraih simpati ke warga.

Banyaknya simpati dari teman dan sahabat  tesebut yang juga menjadi salah satu  faktor kemenangannya dalam Pilkades. Selama kampanye, Mas’ud mengaku banyak mendapatkan sokongan finansial dari teman, sahabat hingga tetangga-tetangganya.

blank
Pendukung Mas’ud saat masa kampanye. foto:dok Mas’ud/Suarabaru.di

“Jadi, kalau untuk modal kampanye istilahnya kami urunan karena memang saya tidak memiliki uang banyak,”tukasnya.

Meski sudah memastikan diri untuk menjadi Kades, Mas’ud menyatakan tidak akan meninggalkan profesinya sebagai juru pijat maupun guru pencak silat. Tentunya, kegiatan tersebut akan dibagi dengan tugas yang diembannya sebagai Kades.

“Tentu saya akan berusaha membagi waktu. Mungkin untuk jasa pijat bisa saya lakukan di malam hari. Yang terpenting bisa membagi waktu lah,”ungkapnya.

Suarabaru.id/Tm