blank
Salah satu perwakilan siswi SMP Negeri 1 Kertek Wonosobo menerima piala sebagai peraih juara dalam lomba Boys Scout Competition VII 2019 yang digelar Universitas Negeri Semarang (Unnes). Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Tim Pramuka SMP Negeri 1 Kertek Wonosobo meraih tujuh prestasi dalam ajang Boys Scout Competition VII 2019 bertema “Penta Asa (Penggalang Tanggap, Asyik dan Bersahabat)” yang digelar Gugus Latih MIPA Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Tujuh prestasi tersebut yakni Regu Tergiat 1 Putra, Regu Tergiat 2 Putri, juara II LCTP Putra-Putri, juara 3 pionering putra dan juara harapan 3 pionering putri, juara 1 pentas seni putra-putri, juara harapan 2 PBB putra-putri dan juara sansemo putra-putri.

Kepala SMP Negeri 1 Kertek Ellna Amperawati, Rabu (13/11), mengatakan anak-anak yang ikut lomba tergabung dalam regu Srigala (putra) dan Edelweis (putri) merupakan pahlawan masa kini. Peserta lomba dan peraih juara telah membawa nama harus sekolah.

“Sebelum bertanding anak-anak giat berjuang, berjuang, bekerja keras, cerdas dan bekerja tuntas untuk mengibarkan bendera SMP Negeri 1 kertek Wonosobo dan mengharumkan nama baik sekolah. Mereka mencintai negeri dan gigih meraih prestasi,” katanya.

Tari Baru

Menurut Ellna, Tari Giat Penggalang merupakan tari garapan baru yang berorientasi pada nilai tradisi budaya di Jawa Tengah yang menggambarkan Pramuka Penggalang dalam persiapan di dalam kepramukaan.

“Garapan tari yang bersumber dari tongkat Pramuka dikemas menjadi sebuah sajian tari gerak baris-berbaris dipadupadankan dengan gerak tradisi Jawa dengan sentuhan pola lantai dan irama alunan gendhing Jawa yang dinamis dan atraktif,” ujarnya.

Penggarapan tari ini, imbuhnya, motiv gerak lebih ditekankan pada himbauan dan ajakan kepada manusia tentang patuladan dari Pramuka Penggalang harus bekerja dengan giat, kompak, tekun dan jujur penuh tanggung jawab.

Sedang Tari Sigrak Penggalang adalah karya tari garapan baru yang dikemas sebagai konotasi baru dalam pengembangan tari Jawa Tengah. Tari ini bersumber dari Bendera Semaphore yang dikemas menjadi sebuah sajian tari dengan garapan gerak baris-berbaris.

“Gerak tari baris-berbaris lalu dipadupadankan dengan gerak tradisi Jawa yang telah disusun kembali dengan sentuhan pola lantai serta irama alunan Gendhing Jawa yang digarap lebih dinamis dan atraktif,” sebutnya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka