blank
Ketua Askot PSSI Surakarta, Paulus Haryoto (suarabaru.id/lbc)

SOLO, SUARABARU.ID – Persoalan antara pemilik baru Persis Solo, Vijaya Fitriyasa dengan stakeholder di Kota Solo tampaknya akan semakin sulit disatukan. Hingga saat ini, Vijaya Fitriyasa mengaku belum bertemu dengan para pemangku kepentingan sepak bola di Kota Solo, yakni Askot PSSI Surakarta dan klub internal.

Vijaya akan menggulirkan turnamen sepak bola yang diikuti klub-klub internal di bawah naungan Persis Solo. Namun, wacana tersebut tampaknya tidak akan semulus ekspektasi pengusaha asal Jakarta tersebut.

Kepada Suarabaru.id, Vijaya ingin menggandeng klub internal untuk diajak menggelar kompetisi internal. Namun saat disinggung apakah sudah berkomunikasi dengan Askot dan klub internal, dia menjawab persoalan tersebut sepenuhnya akan diserahkan CEO Persis Solo, Azmy Alqomar.

blank
Pemilik Persis Solo, Vijaya Fitriyasa (suarabaru.id/lbc)

“Saya ingin menggelar pertandingan dengan klub internal yang di bawah Persis Solo. Untuk komunikasi dengan Askot dan klub internal, saya serahkan ke Pak Mimi (Azmy-red) untuk berkomunikasi,” terangnya.

Terpisah, Ketua Askot PSSI Surakarta, Paulus Haryoto mengatakan, sebelum mengajak untuk menggelar kompetisi klub internal, sebaiknya pemilik baru Persis Solo, Vijaya Fitriyasa menyelesaikan persoalan dengan pemegang saham di PT Persis Solo Saestu.

“Nanti dulu, sebelum mengajak klub internal berkompetisi, sebaiknya Askot dan 26 klub internal diajak bertemu dan berkomunikasi. Sudah dua tahun kita diam. Sudah sekian lama kita tidak berkomentar. Perpindahan kepemilikan dari pak Sigid (Haryo Wibosono) ke pak VJ (sapaan Vijaya Fitriyasa) tidak sesuai rule,” tegasnya, Rabu (13/11).

Tidak Mengakui

Askot PSSI Surakarta hingga saat ini tidak mengakui keberadaan Vijaya Fitriyasa sebagai pemilik klub, karena proses pembelian 70 persen saham dinilai tidak sesuai aturan tata cara pengelolaan sebuah PT.

blank
Ketua Askot PSSI Surakarta, Paulus Haryoto (suarabaru.id/lbc)

“Kami sebagai manajemen awal (pendiri PT Persis Solo Saestu-Red), dan 26 klub internal rencananya akan melakukan somasi, dengan alasan seperti yang saya sebutkan tadi, bahwa VJ (sebutan Vijaya-red) membeli saham PT PSS tidak sesuai aturan,” ucap Paulus.

“Kami sebagai pemilik saham, menganggap peran kami tak pernah dilibatkan, termasuk perpindahan saham mayoritas. Somasi adalah langkah yang kami ambil, kapan akan dilayangkan somasi, secepatnya,” sambung Paulus yang juga anggota DPRD Surakarta dari PDIP tersebut.

Pihak Askot dan klub internal, ternyata sudah dengan wacana manajemen Persis ingin merangkul mereka dan beberapa stakeholder di Solo lainnya. termasuk manajemen Persis mewacanakan akan menggelar kompetisi internal hingga pembentukan tim Persis U-18 untuk kompetisi Liga 2 U-18 2020.

“Terkait niat mau gulirkan kompetisi internal, kita hanya bisa tersenyum. Dulu saja kita tak dilibatkan, kok tiba-tiba ini mau ada niat merangkul dan sebagainya. Termasuk wacana pembentukan usia dini (Persis U-18). Lah kemarin ke mana aja,” cetus Paulus dengan senyum kecut.

Dia menganggap, saat ini manajemen Persis anggotanya berbeda dengan Askot PSSI Surakarta. Dan terkait kewenangan menggelar kompetisi internal, jelas itu jadi tupoksi dan kewajiban dari Askot PSSI Surakarta.

“Lah, katanya mau buat kompetisi internal, apa mereka punya klub. Kita sih terbuka, asal mau diajak bicara,” tambahnya.

Paulus mengakui diundang pada rangkauian perayaan HUT Ke-96 Persis Solo selama tiga hari berturut-turut. “Yang ngundang kami kan panitia, bukan manajemen Persis,” katanya.

Suarabaru.id/LBC