blank
TANPA ATAP: Ruang kelas Kelompok Belajar (KB) Harapan Bangsa di Kampung Sorogenen RT 05/05. Jagalan, Jebres, Kota Solo, terlihat tanpa atap. (suarabaru.id/lbc)

SOLO – Ruang kelas Kelompok Belajar (KB) Harapan Bangsa di Kampung Sorogenen RT 05/05, Jagalan, Jebres, Kota Solo, mendapatkan perhatian khusus dari DPRD Kota Surakarta.

Bangunan sekolah yang ternyata diresmikan Joko Widodo saat masih menjabat Wali Kota Surakarta pada 2007 tersebut kini dalam kondisi sangat memprihatinkan. Kepala Sekolah KB Harapan Bangsa, Sri Wahyuningsih membenarkan bangunan sekolah tersebut pernah diresmikan Joko Widodo pada saat menjabat wali kota pada 2007 lalu.

“Bangunan ini selesai dilakukan perbaikan pada 2006, yang terdiri dari satu ruang kelas dan ruang guru. Setahun kemudian baru diresmikan Pak Jokowi yang kala itu masih Wali Kota Surakarta,” ungkap Sri.

“Tanah bangunan sekolah ini dulunya adalah TK LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) Jagalan. Kemudian berubah jadi KB Harapan Bangsa,” terang dia.

blank Selama 40 tahun dibangun, kata dia, sekolah  hanya dilakukan tambal sulam dalam melakukan perbaikan. Akibatnya, kondisi sekolah rusak parah.

Baca Juga: https://suarabaru.id/2019/11/11/menyedihkan-ini-ruang-kelas-kb-harapan-bangsa-yang-ambruk-di-jagalan-solo/

“Kalau akan diperbaiki, anggaran perbaikan ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Untuk siswa hanya diminta membayar uang Rp47.000 per bulan. Dengan dana sekecil ini tidak mungkin bisa memperbaiki ruang kelas yang ambruk,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, kondisi ruang kelas Kelompok Belajar (KB) Harapan Bangsa di Kampung Sorogenen RT 05/05, Jagalan, Jebres, Kota Solo, sangat menyedihkan. Atap ruang kelas tersebut ambruk 10 bulan silam dan hingga kini belum mendapatkan penanganan serius dari Pemkot Surakarta.

Penanganan ambruknya ruang belajar tersebut dipertanyakan DPRD Kota Surakarta yang menilai Pemkot Surakarta tidak serius untuk memperbaiki ruang belajar yang sangat ditunggu para siswa-siswi dan orang tua siswa tersebut.

blank

Wakil Ketua DPRD Surakarta, Sugeng Riyanto saat meninjau lokasi mengemukakan, dalam forum reses masa sidang pertama pada awal November, anggota dewan menerima keluhan dari seorang guru KB Harapan Bangsa yang mengatakan lambatnya penanganan ambruknya atap ruang kelas.

“Kami menerima keluhan dan kami ingin bertanya keseriusan Pemkot Surakarta untuk penanganan persoalan ini. Ambruknya ruang kelas tersebut terjadi pada 27 Januari 2019. Beruntung saat kejadian ambruknya ruang kelas tersebut terjadi pada hari Minggu sehingga tidak ada korban jiwa,” jelas Sugeng saat meninjau lokasi, Senin (11/11).

Suarabaru.id/LBC