blank
Kepala Kantor Inspektorat Wonosobo Gatot Hermawan ketika memberikan materi pendidikan anti korupsi di hadapan siswa-siswi SMP Negeri 2 Wonosobo. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Kantor Inspektorat Wonosobo melakukan kampanye upaya pencegahan korupsi sejak dini dengan menggelar kegiatan “Inspektorat Go To School, Pendidikan Anti Korupsi” di hadapan 160 siswa-siswi SMP Negeri 2 Wonosobo di aula sekolah setempat, Selasa (5/11).

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Sigit Sukarsana, Kepala Inspektorat Gatot Hermawan, Sekretaris Inspektorat Agus Kristyanto, Kabid Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Mutu Slamet Faizi.

Kepala Kantor Inspektorat Wonosobo Gatot Hermawan mengatakan pendidikan anti korupsi perlu diberikan sejak dini di sekolah dasar dan menengah. Dengan mengetahui seluk beluk korupsi, ke depan anak bisa terhindar dari perilaku korupsi.

“Korupsi itu menggunakan uang negara untuk memperkaya diri, menyalahgunakan wewenang dan merugikan keuangan negara. Dampak yang ditimbulkan dari korupsi sangat berbahaya, karena tidak hanya merugikan negara, tapi juga merugikan diri dan keluarga,” katanya.

Sigit Sukarsana sangat mengapresiasi dan mendukung Kantor Inspektorat Wonosobo yang melakukan road show pendidikan anti korupsi ke sekolah-sekolah. Ke depan pihaknya meminta acara serupa dilakukan secara massal di semua sekolah dasar dan menengah.

“Pemberian materi pendidikan anti korupsi sejak dini bagi anak-anak sekolah itu sangat penting. Pasalnya, siswa yang saat ini masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), 25-30 tahun ke depan akan menjadi pemimpin di negeri ini,” tegasnya.

Dengan pemahaman tentang korupsi sejak kecil, imbuhnya, anak-anak yang sekarang masih sekolah, jika kelak jadi pemimpin dan terjun di masyarakat, tidak akan menjadi pelaku korupsi sebaliknya justru bisa jadi pioner pencegahan tindakan korupsi.

blank
Sejumlah siswa-siswi SMP Negeri 2 Wonosobo tampak antusias mengikuti acara Inspektorat Go to School Pendidikan Anti Korupsi. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Pendidikan Karakter

Menurut Gatot, penanaman pendidikan anti korupsi termasuk bagian dari penerapan pendidikan karakter bagi siswa di sekolah. Anak yang punya karakter yang baik, bisa dijamin kelak tidak akan melakukan tindakan korupsi yang bisa merugikan negara.

“Kantor Inspektorat Wonosobo sendiri diberi mandat oleh Bupati untuk melaksanakan Peraturan Bupati (Perbup) No 37 Tahun 2019 tentang Pendidikan Karakter Anti Korupsi pada Pendidikan Dasar dan Menengah,” kata mantan Kabag Humas Setda Wonosobo itu.

Secara bahasa, imbuhnya, korupsi yang berasal dari bahasa Latin mengandung pengertian kerusakan atau kebobrokan. Sedang dalam bahasa Yunani korupsi berarti perbuatan buruk, curang, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian dan melanggar norma agama.

Meski materi yang disampaikan termasuk “berat”, namun cara penyampaiannya yang santai, diselingi aneka game dan humor, membuat peserta tampak antusias mengikuti pemaparan yang dilakukan mantan Camat Sukoharjo dan Wonosobo itu, dari awal hingga acara usai.

Di sela-sela memaparkan materi, siswa-siswi SMP Negeri 2 Wonosobo, juga diputarkan film yang bermuatan pendidikan anti korupsi. Film yang diperankan anak-anak itu, mengisahkan guru olahraga sebuah sekolah yang memerintahkan siswanya ikut lomba lari marathon.

Ternyata tidak semua anak-anak lari dengan cara yang benar dari tempat start hingga finish. Sebab, ada anak yang lari memotong jalan tidak sesuai rute yang ditentukan dan ada pula peserta yang membonceng sepeda motor orang tuanya untuk bisa sampai ke finish.

“Film tersebut memberi pelajaran semua anak harus jujur. Tidak boleh melakukan tindakan yang melanggar aturan. Karena pelanggaran yang dilakukan suatu saat pasti akan ketahuan. Korupsi pun tidak boleh dijadikan sebagai jalan pintas,” cetusnya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka