blank
Azzalira Alayya Zahwa dan Fifi Munasaroh, dua siswi kelas XI IPA MAN 1 Kudussukses menciptakan plastik ramah lingkungan dari bahan organik. Suarabaru.id

KUDUS – Semangat menghindari pemakaian kantong plastik yang disuarakan masyarakat peduli lingkungan, rupanya menginspirasi Azzalira Alayya Zahwa dan Fifi Munasaroh, dua siswi  kelas XI IPA MAN 1 Kudus. Kedua dara siswi ini sukses menciptakan plastik ramah lingkungan dari bahan organik.

Hebatnya, karya dua siswi ini mampu meraih juara II pada Lomba Karya Ilmiah Remaja 2019 bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Kelautan (IPK) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada ajang Indonesia Science Expo 2019, akhir Oktober lalu.

Ditemui di ruang laboratorium sekolahnya, Senin (4/11), Alayya dan Fifi menceritakan, ancaman sampah plastik terhadap kelestarian lingkungan memang menjadi salah satu inspirasinya.  Selain itu, temuan-temuan atas produk sejenis juga sudah banyak dilakukan.

“Inspirasi kami adalah temuan plastik ramah lingkungan dari Universitas Diponegoro yang menggunakan serbuk sari moccaf (tepung ubi kayu). Dari situ, kami terinspirasi untuk membuat produk sejenis dari bahan lain,”kata Alayya.

Setelah melakukan riset dengan didampingi guru pengajar, keduanya pun menemukan bahan lain untuk pembuat plastik ramah lingkungan tersebut. Dan yang menjadi pilihannya adalah serbuk daun mangrove serta sari alga (ganggang) laut.

Plastik ramah lingkungan karya siswi MAN 1 Kudus ini bisa dimakan. foto:Suarabaru.idKedua bahan tersebut ketika dicampur dengan moccaf, kata Alayya bisa diolah menjadi plastik ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk kemasan produk makanan.  Caranya ketiga bahan itu, dicampur menjadi satu dengan ditambah aquades dan plasticizer gliserin dengan ukuran tertentu. Pencampuran itu dengan suhu panas hinga beberapa menit. Kemudian dicetak sesuai dengan ukuran.

“Hasil cetakannya itu kemudian dipanaskan dengan pemanas dengan suhu 35-45 derajat celcius,” terangnya.

blank
Plastik ramah lingkungan karya siswi MAN 1 Kudus ini bisa dimakan. foto:Suarabaru.id

Untuk pengolahan bahan tersebut, Alayya mengaku harus pergi ke Demak untuk mendapatkan daun mangrove. Sementara, untuk ganggang, pihaknya harus bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Kelautan UNDIP di Jepara, untuk mengembangkan ganggang yang bentuknya memang mikroskopik.

Hal senada juga diungkapkan Fifi Munasaroh. Plastik ramah lingkungan hasil karya mereka bisa diaplikasikan untuk kemasan makanan kering seperti dodol, jenang hingga permen. Selain ramah lingkungan, plastik tersebut juga aman bagi kesehatan karena bisa juga dimakan.

“Karya kami ini juga sudah lolos standar kemasan produk makanan dari Jepang,”tandasnya.

Beasiswa

Atas hasil tersebut, dua siswa itu berhasi meraih prestasi juara 2 Lomba Karya Ilmiah Remaja 2019 bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Kelautan (IPK) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada ajang Indonesia Science Expo 2019 pada tanggal 23-26 Oktober 2019.

Sementara itu, Kepala MAN 1 Kudus Suhamto mengungkapkan mengaku bangga atas prestasi yang diraih oleh siswanya. Menurutnya, sejak awal MAN 1 Kudus telah membukan program unggulan. Yakni SIP dan Tahfidz.

“Untuk yang SIP ini adalah terkait dengan riset. Ini akan membawa anak lebih kreatif dan cerdas,” terangnya.

Tidak hanya itu, dari pihak sekolah juga telah menyediakan beasiswa bagi siswanya yang beprestasi. Mulai dari tingkat Kabupaten, Provinsi, Nasional, hingga Internasional. “Ini sebagai motivasi para siswa yang meraih prestasi dan agar siswa yang lain juga terpacu,” tandasnya.

Suarabaru.id/Tm