Bank Jateng Syariah Ajarkan Gemar Menabung Kelola Uang Saku
(ist./bjt)

SEMARANG, SB.ID – Bank Jateng Syariah pada kegiatan Bulan Inklusi Keuangan mengadakan kegiatan di SD Sendangmulyo 04 Selasa (22/10/2019). Hadir dalam acara tersebut Kasubdiv Dana dan Treasury Bank Jateng Syariah, Amrina Rosyada.

Dalam sambutannya dihadapan audience, Amrina menyampaikan kepada para orang tua siswa sekaligus mengajak serta para siswa untuk dapat mengelola uang saku dengan bijak.

“Sejak dini, kita harus membimbing siswa anak-anak kita untuk bijak mengelola uang saku. Uang saku jangan dibelanjakan semua, melainkan harus disisihkan untuk ditabung,” tutur Amrina.

Menurut Amrina, sangat penting untuk memberikan pengetahuan kepada para siswa siswi bagaimana mengelola uang saku dengan benar. Selain itu, kegiatan ini adalah wujud amanah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan Bulan Inklusi Keuangan di bulan Oktober ini.

“Melalui kegiatan ini, Bank Jateng Syariah mengajak para orang tua siswa dan siswi untuk gemar menabung. Jangan sampai kemudian uang saku yang diberikan dari orang tua habis semuanya hanya untuk jajan,” ujarnya.

Salah satu produk andalan dari Bank Jateng Syariah adalah tabungan IB Simpel (Simpanan Pelajar) bagi siswa. Adapun saldo dan setoran awal di rekening tabungan hanya Rp 10.000 saja. Nantinya, pembukaan tabungan dilakukan secara kolektif di sekolah.

Setiap seminggu sekali petugas dari Bank Jateng Syariah akan mengajak para siswa untuk menabung dengan mendatangi sekolah. Diharapkan dengan kunjungan setiap minggu dapat lebih mendekatkan dan mengenalkan tabungan IB Simpel Bank Jateng Syariah kepada anak-anak yang akan memacu semangat menabung mereka.

Sementara itu, Psikolog Dyah Indah Noviyanti sebagai narasumber dalam acara tersebut mengatakan, prinsip dalam pengelolaan uang saku tersebut sebaiknya diberikan oleh para orang tua seminggu sekali bukan setiap hari. Dengan uang saku seminggu, maka melatih anak untuk mengelola uang saku mereka.

“Beri kepercayaan anak untuk mengelola secara mandiri. Buat kesepakatan atau batasan penggunaan uang. Ada konsekuensi jika pengelolaan uang melebihi batas. Lakukan evaluasi atau diskusi pengelolaan uang antara orang tua dan anak,” paparnya.