blank
Ustad Abdul Somad saat hadir di Ponpes Al Achsaniyah Kudus. foto:ist/

KUDUS – Meski batal menggelar tablig akbar, namun rencana kehadiran Ustad Abdul Somad (UAS) di Kudus, Selasa (8/10)  malam. Ustad asal Pekanbaru Riau ini mengunjungi di Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus Al Achsaniyyah di jalan Mayor Kusmanto, Desa Pedawang, Kecamatan Bae.

Kedatangan UAS di Ponpes tersebut disambut jajaran pengasuh serta warga pesantren lainnya. Meski ada sejumlah aparat kepolisian yang berjaga, namun suasana kehadiran UAS tetap berlangsung kondusif.

Dalam kesempatan itu, UAS melakukan peletakan batu pertama pembangunan ruang ketrampilan dan menyerahkan uang wakaf almarhumah sang ibu sebesar Rp 50 juta kepada ponpes Al Achsaniyyah Kudus. Dalam peletakan batu pertama itu, UAS didampingi langsung oleh Pengasuh Ponpes Al Achsaniyyah Kudus, KH Muhammad Faiq Afthoni.

Dalam pernyataannya, UAS mengungkapkan kesannya yang sangat mendalam saat mengunjungi Ponpes Al Achsaniyah. UAS kemudian bercerita sebelum tiba di Kudus, dia berceramah di Sabah, Malaysia. Pada saat itu, masyarakat tumpah ruah dan mendengarkan ceramah dengan khusyuk.

Begitu juga ceramah di Brunei Darusalam. Jemaah di sana mendengarkan betul-betul tanpa ada yang terlewatkan. “Saya merasa bangga, dan saya merasa hebat karena begitu ramai jamaah saat berceramah,” katanya.

Hanya saja, saat tiba di Ponpes Al Achsaniyyah, kondisi tersebut seakan  berbalik. Seluruh santri yang didominasi anak-anak berkebutuhan khusus, seakan  tidak peduli dengan ceramah. Bahkan, sebagian cuek atas apa yang disampaikan.

“Nah di sini saya baru sadar. Ponpes ini menghilangkan keangkuhan dan kesombongan,” ungkapnya yang kemudian diikuti gelak tawa sejumlah jemaah yang hadir.

UAS juga mengapresiasi keberadaan Ponpes Al Achsaniyah yang sangat hebat dan memukai. Menurutnya, mereka mendidik anak anak kebutuhan khusus bisa menghafal Al-Qur’an. Ini luar biasa,” sambungnya.

Untuk itu, ia berharap agar ponpes Al Achsaniyyah ini tidak hanya ada di Kudus. Akan tetapi, ada cabang-cabang ponpes lainnya di seluruh Indonesia.

Terakhir, ia berharap kedatangannya di Kudus bukan menjadikan masalah. Kedatangannya diharapkan membawa kebaikan bagi masyarakat. Mudah-mudahan dapat membawa kebaikan.

“Saya minta maaf jika ada masyarakat Kudus yang resah atas kedatangan saya. Tidak ada niat buruk apapun dari saya. Mudah-mudahan bukan ini batu pertama dan terakhir. Nanti kalau diberi umur panjang, saya berharap bisa ke sini lagi dan melihat pembangunan sampai selesai,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kehadiran UAS di Kudus sempat menciptakan polemik. Awalnya, UAS datang ke Al Achsaniyah dijadwalkan untuk menggelar tablig akbar. Namun, sehari sebelum acara berlangsung, ternyata pihak Ponpes mengumumkan pembatalan tablig akbar, meski UAS tetap datang untuk berkunjung.

Pengasuh Ponpes Al Achsaniyyah Kudus, KH Muhammad Faiq Afthoni mengatakan tidak ada maksud apa-apa terkait pembatalan tablig akbar UAS. Namun demikian, dia mengaku bersyukur atas kedatangan UAS di Kudus. Apalagi, tujuannya adalah untuk membantu pembangunan ruang ketrampilan bagi para santri berkebutuhan khusus.

“Kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya atas bantuannya. Semoga amal ibadah ini diterima Allah SWT,” katanya.

Ia menegaskan, UAS datang ke Kudus tidak ada tujuan lain selain membantu para santri. Terlebih lagi, santri berkebutuhan khusus memiliki perlakuan yang berbeda-beda dalam hal pemenuhan kebutuhan. “Tujuannya untuk membantu dana di ponpes. Tidak ada yang lain. Soal tabligh akbar memang kita gagalkan demi kemaslahatan umat di Kudus,” katanya.

Suarabaru.id/Tm