blank
Menteri BUMN Rini Soemarno didampingi Ketua DPRD Kebumen Sarimun dan Wakil Bupati Arif Sugiyanto pada peletakan baru pertama pembangunan sentra pengolah beras terpadu di Desa Kaliputih, Kecamatan Kutowinangun, Kebumen, Rabu 2/10. (Foto: Suarabaru.id/Ist)

KEBUMEN –  Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno Rabu (2/10) meletakkan batu pertama pembangunan sentra pengolah beras terpadu (SPBT) di Desa Kaliputih, Kecamatan Kutowinangun, Kebumen. Pembangunan SPBT di Kebumen itu merupakan yang pertama di Jateng. Sebelumnya telah dibangun di 11 titik di Jabar.

SPBT tersebut dibangun pihak Bank Mandiri bekerja sama dengan Pertamina sebagai bentuk komitmen BUMN itu dalam mewujudkan ketahanan pangan. Pembangunan SPBT itu diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para petani di Kabupaten Kebumen. “Kami berharap dengan keberadaan sentra pengolah beras terpadu ini akan membantu menaikkan pendapatan petani di Kebumen,”ujar Rini Soemarno di sela-sela peletakan batu pertama.

Acara dihadiri Wakil Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH, Ketua DPRD Kebumen H Sarimun SSy, para Asisten Sekda serta para pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Kebumen.

Menurut Rini Soemarno, pembangunan SPBT itu merupakan bentuk BUMN bersinergi guna meningkatkan  kesejahteraan petani. Salah satu upaya yang dilakukan yakni melalui program kewirausahaan petani yang bertujuan mengoptimalkan kewirausahaan produk pertanian.“Yang bagus itu bukan lumbung padi, namun lumbung beras. Bagaimana betul-betul gabah yang dihasilkan di Kebumen diproses di Kebumen sehingga ada nilai tambah karena harga lebih tinggi bisa dinikmati oleh petani setempat,”imbuh Rini.

Kewirausahaan Petani

Dia menandaskan, dengan adanya SPBT tersebut para petani  akan memperoleh pendapatan lebih besar dari sebelumnya. Program wirausaha itu untuk menjawab permasalahan petani, di mana pendapatan mereka selama ini lebih rendah meski sedang masa panen.“Bila masih gabah mungkin dijual hanya Rp 4.500 atau Rp 5.000 per kilogram. Tapi kalau sudah jadi beras bisa Rp 10 ribu atau Rp 12 ribu. Inilah yang harus dinikmati  oleh para petani, yang sebelumnya dinikmati oleh pedagang,”lanjut dia.

Rini menerangkan, SPBT itu merupakan tahapan dalam program kewirausahaan petani untuk mendukung petani setelah masa pratanam dan tanam. Khususnya pada masa panen dan pascapanen. Rencananya SPBT ini akan membantu meningkatkan produksi beras dan meningkatkan kesejahteraan 170.000 petani di Kabupaten Kebumen.

Direncanakan kapasitas produksi SPBT yang dibangun di Kebumen sebesar 3 ton per jam dan akan dikelola oleh kelembagaan  berbentuk Perseroan Terbatas. SPBT itu tidak hanya mengolah gabah petani saja, namun juga mampu menyerap beras medium dari usaha pengolahan beras tradisional setempat.

SPBT itu akan bisa berproduksi sepanjang musim dan tidak mematikan usaha pengolahan padi setempat. SPBT tersebut juga akan dilengkapi dengan timbangan digital, gudang penyimpanan, perkantoran serta tempat pembinaan.

Suarabaru.id/Komper Wardopo