Harjanto Halim: Sampah Plastik Harus Dikelola, Buka Dibuang
(foto: hery priyono)

SEMARANG – Penggunaan bahan plastik di kalangan industri memicu perhatian besar, lantaran potensi sampah plastik yang dihasilkan terbilang besar. Alih-alih membuang, sampah plastik seharusnya bisa dikelola menjadi bahan materi lain yang lebih berguna.

Direktur PT Marifood Harjanto Halim mengungkapkan, masalah penggunaan plastik di Industri sudah sejak dulu menjadi perhatian. Selain berkaitan dengan harga pokok produksi, saat ini masih belum ada bahan pengganti untuk plastik sebagai wadah kemasan dari produk industri.

“Kami sangat setuju pemerintah saat ini mengkampanyekan pengurangan penggunaan bahan plastik, apalagi di kami (PT Marifood) sudah lama mengurangi penggunaan bahan plastik (kemasan). Tapi masak mewadahi makanan berkuah pakai kertas, ya kan tidak mungkin,” katanya saat menjadi pembicara di seminar nasional pengabdian kepada masyarakat di Unika Soegijapranata, Rabu (18/9/2019).

Harjanto mengatakan, kedepannya memang harus terus dicarikan solusi bagaimana soal menangani masalah bahan plastik ini. Terlebih lagi sampah-sampah plastik yang dihasilkan dari produk-produk industri harus bisa dikelola dengan baik.

“Penanganan sampah plastik itu adalah dikelola, bukan dibuang,” katanya.

Dirinya mencontohkan program Ecobricks yang digagas PT Marifood, Ecobricks adalah teknik mengolah sampah plastik menjadi sebuah benda yang bermanfaat. Kegiatan ini dapat membantu mengurangi menumpuknya sampah plastik di dunia.

Caranya cukup mudah dengan cara memasukan plastik sachet produk Marimas ke dalam botol plastik, lalu padatkan hingga mengisi semua ruang botol . Botol plastik yang sudah terisi tersebut kemudian dirangkai menjadi sebuah modul-modul seperti sebuah lego.

“Mengapa Ecobrick? karena Ecobricks merupakan solusi praktis dan murah untuk mengurangi limbah plastik di bumi. Namun bukan berarti membuat Ecobricks hanya sekedar memasukkan sampah saja, ada standart untuk berat agar kuat untuk difungsikan sehingga pada akhirnya Ecobricks dapat dirangkai menjadi meja, kursi, bahkan bangunan,” katanya.

Tak hanya itu saja, dalam seminar tersebut Harjanto juga mengungkapkan, bagi dirinya Ecobricks yang selama ini dikerjakan sudah sangat menguntungkan karena bisa untuk ajang promosi juga. Kedepannya dirinya berharap melalui perguruan tinggi bisa turut membantu membuat modul edukasi dengan memanfaatkan Ecobricks tersebut.

“Peran perguruan tinggi melalui fakultas desain dan lain-lain bisa ikut berperan, bagaimana pemanfaatannya setelah Ecobricks ini jadi. Melalui kegiatan baik riset ataupun pengabdian masyarakat, perguruan tinggi bisa masuk ke sana,” pungkasnya. (suarabaru.id)