Gerakan Pramuka Bisa Menjadi Gerakan Perubahan
MEMBUKA – Sekda Jateng Sri Puryono, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo beserta jajaran, saat membuka kegiatan Pertihusada VI Kwarda Jateng 2019 di Lapangan Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Senin (9/9/2019). (dok./hms)

Banyumas – Gerakan Pramuka merupakan kekuatan yang luar biasa, karena mampu menggerakkan dan memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Salah satunya Penegak dan Pandega yang tergabung dalam Saka Bakti Husada yang turut membaktikan diri kepada masyarakat, khususnya di bidang kesehatan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP usai mengikuti Upacara Pembukaan Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka Bakti Husada (Pertihusada) VI Kwartir Daerah Jawa Tengah Tahun 2019 di Lapangan Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Senin (9/9/2019).

“Pertihusada VI dengan tema ‘Saka Bakti Husada Jawa Tengah Pelopor Kesehatan dan Karakter Bangsa’ maka Pramuka harus dapat memberikan contoh melalui aksi nyata. Misalnya menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah plastik dan mencuci sabun dengan benar. Tidak kalah penting adalah menggalakan gerakkan masyarakat hidup sehat,” bebernya.

Gerakan Pramuka Bisa Menjadi Gerakan Perubahan
FOTO BERSAMA – Sekda Jateng Sri Puryono, didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein disela Pertihusada VI Kwarda Jateng 2019 di Lapangan Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Senin (9/9/2019). (dok./hms)

Sekda yang sekaligus sebagai Andalan Nasional Koordinator Wilayah II menjelaskan, keterlibatan Pramuka dalam upaya pembangunan bangsa merupakan kondisi yang sangat diperlukan untuk kelangsungan Pramuka sebagai organisasi dunia.

Semua bisa tetap setia pada prinsip-prinsip moral dasar Pramuka, tetapi semua harus memperbarui program sesuai dengan aspirasi kaum muda dan kebutuhan masyarakat.

“Jadi, misalkan adik-adik tahu di lingkungan setempat terdapat ibu hamil ,terlebih yang beresiko tinggi (resti), maka lakukanlah pendampingan. Setidaknya melaporkan kepada kader atau petugas kesehatan setempat, dan berusahalah ikut serta mendampingi, sehingga memiliki penga-laman nyata,” terangnya.

Gerakan Pramuka Bisa Menjadi Gerakan Perubahan
KERAJINAN – Sekda Jateng Sri Puryono didampingi Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo meninjau stan Dinkes Jateng disela Pertihusada VI Kwarda Jateng 2019 di Lapangan Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Senin (9/9/2019). (dok./ist)

Demikian pula, saat ada kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), anggota Pramuka juga harus terlibat aktif dari hulu hingga hilir.

“Saya sampaikan demikian, karena terkait kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jateng, pada tahun 2018 tercatat 10,20/100.000 penduduk dengan tingkat kematian 1.05%. Pada Juni 2019, kasus meningkat tajam dengan angka kesakitan 22.08/100.000 penduduk. Gerakan Pramuka harus mengambil peran dalam menurunkan angka kesakitan DBD,” tandasnya, didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein.

Disatu sisi, dirinya juga mendorong para anggota Pramuka melakukan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

“Faktanya, saat sehat kita kadang lupa atau mengabaikan hal-hal yang semestinya dijaga. Contoh, abai dalam menjagakebersihan lingkungan, mengonsumsi makanan sembarangan dan tidak diawali dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sesuai aturan, tidak pernah berolah raga,” pungkasnya.

Gerakan Pramuka Bisa Menjadi Gerakan Perubahan
MENINJAU – Sekda Jateng Sri Puryono, didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo beserta jajaran, meninjau stan Dinkes Jateng disela Pertihusada VI Kwarda Jateng 2019 di Lapangan Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Senin (9/9/2019). (dok./ist)

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dr Yulianto Prabowo menambahkan, Pramuka Bakti Husada merupakan pelopor kesehatan yang sangat efektif.

“Masalah kesehatan kita, merupakan masalah perilaku pola hidup sehat. Untuk itu, kita mendorong agar mereka mampu menjadi agen perilaku hidup sehat ditengah masyarakat,” terangnya.

Lebih jauh dijelaskan, skala prioritas pertama menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menurunkan stunting dan mengelimanasi TBC, HIV/AIDS dan menurunkan angka kejadian penyakit tidak menular.

“2021 kita ingin Jateng Bebas BAB Sembarangan”,pungkas Pembina Saka Bakti Husada Jateng tersebut.

Dalam kesempatan tersebut juga digelar simulasi penanganan korban bencana alam oleh Pramuka Saka Bakti Husada. Saat terjadi bencana longsor, Pramuka bersama masyarakat membantu warga yang menjadi korban bencana.

Saka Bakti Husada dengan sigap mengangkut para korban ke tempat yang aman, kemudian mebalut dan mengobati luka para korban.  Pramuka Saka Bakti Husada tidak memgambil alih tugas tim medis, melainkan membantu penyelamatan agar luka para korban tidak semakin parah.

Kegiatan dengan peserta Penegak dan Pandega se-Jateng itu ditutup dengan “Jumpa Tokoh”. Sejumlah tokoh antara lain Sekda Jateng Sri Puryono dan Bupati Banyumas Achmad Husein berdialog dan bernyanyi bersama peserta Pertihusada. (suarabaru.id)