blank
Sejumlah mahasiswa tengah mengucapkan ikrar dan janji wisudawan. Ikrar dan janji tersebut harus dilaksanakan ketika alumni Unsiq terjun di masyarakat. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Sekretaris Kopertais Wilayah 10 Jawa Tengah Dr H Ruswan MA mengatakan lulusan Universitas Sains Al-Qur’an (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo harus lebih optimis dalam menghadapi tantangan masa depan. Masa depan bisa diraih dengan ilmu yang dimiliki.

Sebab, lulusan Unsiq berbeda dengan sarjana dari perguruan tinggi lain. Selain menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK), lulusan kampus yang berada di Kalibeber Mojotengah ini juga dibekali ilmu Al-Qur’an yang berguna di dunia-akherat.

“Sarjana Unsiq termasuk istimewa karena dibekali ilmu Al-Qur’an. Ini yang membedakan sarjana dari perguruan tinggi lain. Karena itu, sarjana lulusan Unsiq harus lebih optimistis dalam menghadapi tantangan masa depan yang lebih baik,” tegasnya.

Penegasan tersebut disampaikan Dr H Ruswan MA saat memberikan sambutan dalam “Rapat Senat Terbuka Wisuda Diploma, Sarjana dan Pascasarjana Unsiq Angkatan ke-XXXVII ” di
Gedung Sasana Adipura Kencana Wonosobo, Rabu (4/9).

Ruswan juga mengaku bangga karena setelah berkiprah selama 32 tahun sejak berdiri 1987 lalu, Unsiq telah meluluskan ribuan mahasiswanya. Alumnni Unsiq kini telah banyak berkontribusi bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Ketua Pelaksana Harian Yayasan Pendidikan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (YPIIQ) Drs H Syarif Hidayat MSI setelah diwisuda sarjana Unsiq akan menghadapi lautan ilmu yang sesungguhnya. Ilmu yang telah didapatkan selama kuliah bisa diterapkan di masyarakat.

“Setelah lulus dan terjun di masyarakat alumnis Unsiq tidak perlu cemas dan khawatir. Ilmu Al-Qur’an yang diperoleh di bangku perguruan tinggi pasti akan bermanfaat. Memberi berkah baik di dunia maupun di akherat,” katanya.

Ketua Senat Unsiq Dr KH Ngarifin Shidiq Alh M Pd I mennyampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua yang mempercayakan anak-anaknya menimba ilmu di Unsiq. Saat ini, saatnya kampus mengembalikan mahasiswa ke orang tua setelah lulus jadi sarjana.

“Hari ini tidak hanya wisudawan yang senang karena telah selesai menuntut ilmu. Tak kalah senangnya tentu orang tua, karena setelah membiayai kuliah, anaknya siap menghadapi dunia kerja dan pengabdian di masyarakat,” tegasnya.

blank
Mahasiswa yang meninggal sebelum wisuda menerima tali asih dari Rektor UNSIQ Dr KH Mukhottob Hamzah MM. Tali asih diterima saudara kembarnya Anditya Fatchul Muin. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Wisudawan Terbaik

Sejumlah 851 mahasiswa Unsiq diwisuda. Wisuda angkatan 37 ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama diwisuda 466 lulusan yang berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Mahasiswa FITK termasuk yang terbanyak dalam setiap wisuda UNSIQ.

Ke-466 wisudawan berasal dari program studi Pendidikan Agama Islam (304), Pendidikan Guru MI/SD (54), Pendidikan Fisika (21), Pendidikan Bahasa Arab (45) dan Pendidikan Guru Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) sebanyak 32 wisudawan.

Sedang sejumlah 385 wisudawan dari Program Pascasarjana, Fakultas Komunikasi dan Politik, Syari’ah dan Hukum Islam, Ekonomi, Bahasa dan Sastra, Tehnik dan Ilmu Komputer dan Ilmu Keperawatan akan diwisuda Kamis (5/9) di tempat yang sama.

Setelah diwisuda seluruh lulusan membacakan Ikrar Panca Setia dan menyanyikan Hymne dan Mars UNSIQ. Dalam ikrar tersebut seluruh wisudawan berjanji menjaga hafalan Al-Qur’an dan mengamalkan ilmu serta keahliannya untuk kepentingan masyarakat, negara dan agama.

Lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa Arab FITK dengan IPK 3,89 yang juga seorang hafidzoh (penghafal Al-Qur’an 30 juz) dinyatakan sebagai wisudawan terbaik dan mendapat hadiah umroh gratis ke Tanah Suci dari salah satu Biro Umroh dan Haji di Wonosobo.

Sedang wisudawan terbaik kedua Ifti Tutur Karmena dari Program Studi Guru MI/SD FITK dengan IPK 3,94. Meski mendapat IPK lebih tinggi tapi mendapat predikat sebagai wisudawan terbaik kedua, karena wisudawan terbaik pertama sekaligus sebagai Hafidzoh.

Suasana wisuda kali ini sedikit berbeda dengan suasana wisuda sebelumnya. Pasalnya, salah satu calon wisudawan atas nama Anditya Fatchul Manan (Program Studi Pendidikan Bahasa Arab FITK) meninggal karena sakit sebelum sempat diwisuda.

Guna mengenang perjuangan dalam menempuh studi, Rektor Unsiq Dr KH Mukhottob Hamzah MM memberi kenangan-kenangan khusus berupa tali asih kepada almarhum. Tali asih diterima saudara kembarnya Anditya Fatchul Muin yang juga mahasiswa Tehnik Informastika UNSIQ.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka