blank
Peserta diskusi bersama "Media dan stakeholder tentang Terminal Keselamatan Jalan Sindoro-Sumbing" di Rumah Makan Sate Pak Yani Wonosobo. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO– Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Perhubungan (Diskimperhub) Wonosobo, Drs Bagyo Sarastono MSI mengatakan untuk menekan angka kecelakaan yang kerap terjadi di Jalan Sindoro-Sumbing, pihaknya akan mengeoprasikan alat early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini di jalur tersebut.

Selama ini, di jalur menurun sepanjang kurang lebih 9 kilometer yang menghubungkan Kecamatan Parakan Temanggung dengan Kecamatan Kertek Wonosobo, dianggap jalur maut karena kerap terjadi kecelakaan maut yang banyak menyebabkan korban jiwa maupun material. Sepanjang tahun 2018, terjadi 23 kasus kecelakaan mau di jalan tersebut.

“Guna menekan terjadinya kasus kecelakaan di jalur Parakan-Kertek tersebut saat ini sudah dipasang alat EWS sebagai upaya deteksi dini terhadap armada yang melewati jalur menurun panjang itu. Bila mobil tidak layak jalan atau terjadi gangguan alat EWS akan berbunyi memberi peringatan,” katanya.

Bagyo Sarastono mengatakan hal tersebut dalam acara “Diskusi Media dan Stakeholder tentang Terminal Keselamatan Jalan Sindoro-Sumbing” di Rumah Makan Sate Pak Yani Wonosobo, Kamis (22/8). Hadir dalam acara tersebut Pasiops Kodim 0707 Sarwiyono, Kasalantas Polres AKP Putri Noer Cholifah SH SIK dan Ketua Organda Choiri Subingat.

EWS, tambahnya, adalah sebuah sistem terintegrasi terpusat dan terkoneksi selama 24
jam. Alat ini dipasang di Terminal Keselamatan Sindoro-Sumbing di pinggir jalan Reco yang merupakan jalur perbatasan antara Temanggung dan Wonosobo. Apabila terjadi gangguan pada sistem pengereman mobil akan terdeteksi dengan alat ini.

Menurut Bagyo, alat deteksi dini atau EWS ini meliputi break sensor, front camera dan black box  yang merupakan seperangkat alat guna memberikan jaminan keamanan berkendaraan untuk mewujudkan kelayakan kendaraan sekaligus menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sekitar dan pengguna jalan.

blank
Kepala Disperkimhub Wonosobo Drs Bagyo Sarastono MSi. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Cara Kerja

“Cara kerja alat ini yakni kendaraan yang akan melewati area rawan kecelakaan masuk ke pos khusus untuk dipasang peralatan potabel oleh petugas. Apabila terjadi kesalahan pada sistem pengereman, pelat rem overheat, rem blong atau mesin mengalami overheat alarm dan lampu emeregency akan aktif memberi tanda bahaya,” sebutnya.

Sirene dan lampu strobe emergency serta recorded voice melalui horn speaker di sepanjang jalan akan aktif mengingatkan kepada pengguna jalan dan pengemudi untuk berhat-hati dan waspada ketika melewati di jalan menurun. Semua rekaman visual di area terjadi kecelakaan akan bisa diputar ulang di lain waktu.

“Server di Kantor Pusat akan memantau dan mencatat log semua peristiwa dan kejadian di area rawan tersebut. Sensor di sepanjang jalan juga akan menyalakan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU dan rambu elektronik atau lampu peringatan apabila kendaraan melewati area tersebut, kendaraan overhat atau overheat,” tandasnnya.

Kasatlantas Polres Wonosobo AKP Putri Noer Cholifah SH SIK sangat mendukung upaya Disperkimhub Wonosobo yang telah mengoperasikan EWS sebagai alat pendeteksi dini terhadap pengguna jalan di Jalur Sindoro-Sumbing untuk menekan penurunan angka kecelakaan yang selalu terjadi di jalur maut tersebut.

“Dari analisa yang ada, kecelakaan maut di jalur Parakan-Kertek, 54 persen disebabkan karena human eror atau kesalahan manusia atau ketidaklayakan armada yang digunakan. Banyak kecelakaan terjadi dijalan tersebut karena rem blong, sopir mengantuk dan tidak paham medan serta muatan melebihi tonase yang ditentukan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Organda Wonosobo Choiri Subingat mengatakan selain memasang EWS sebagai sebagai upaya preventif, Pemkab Wonosobo harus merealisasikan penambahan jalur penyelamat, pembuatan rest area, jembatan timbang dan pembuatan jalur alternatif bagi wisatawan atau kendaraan berat untuk mengurangi kepadatan jalur utama.

“Wacana penambahan jalur penyelamatan, pembuatan rest area, pendirian jembatan timbang dan pembuatan jalan alternatif yang lebih aman sebenarnya sudah digulirkan sejak lama. Sayangnya sampai hari ini rencana tersebut belum direalisasikan sama sekali. Ke depan wacana tersebut harus digolkan,” tegasnya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka