blank
Mahfud MD saat menyampaikan materi di hadapan peserta seminar.(Foto: SB/Haresti AM)

SEMARANG – Seminar nasional bertajuk “Pendidikan Bangsa dalam Menyiapkan SDM Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0” digelar di Museum Ranggawarsita, Jl Abdudul Rahman Saleh No 1 Semarang, Kamis (22/8).

Seminar menghadirkan Mahfud MD (Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua Umum KAGAMA).

Wikan Sukarinto (Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada), Retno Listyarti (Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia), dan Gita Gutawa (Aktris yang mewakili kaum muda milenial).

Kegiatan itu merupakan serangkaian acara Musayawarah Nasional (Munas) XIII Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA).

Dalam sambutannya Ganjar menyampaikan menuju Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul ini mesti kita dorong dengan cepat.

“Tahun depan saya tambahi Rp 1,6 triliun untuk membangun boarding school dan khusus untuk siswa miskin,” ungkapnya.

Mahfud MD selaku Anggota Dewan Pengarah BPIP juga menyampaikan bahwa kita sekarang menghadapi revolusi industri 4.0 yang serba digital, serba instan dan komunikasi mudah dilakukan.

Makanan sudah tinggal pesan, perkembangan seperti ini menghendaki manusia untuk terampil, masyarakat kita ini science-nya masih rendah, matematikanya masih di bawah rata-rata dunia, tapi tidak hanya itu tantangannya.

“Birokrasi ini harus diperbaiki agar orang-orang pintar aset bangsa ini tidak pergi ke luar negeri. Sebagaimana pendidikan yang dimaksud ialah mencerdaskan kehidupan bangsa, menurut UUD 1945 mencerdaskan kehidupan bangsa itu pendidikan yang mencerdaskan otak dan memuliakan watak” tegas Mahfud.

Ganjar selaku Gubernur Jawa Tengah pada sesi akhir acara memberikan closing statement, kita harus berubah dan revolusioner. Kita hari ini punya kegelisahan yang sama, semua harus ada bangunan kemanusiaan dan karakter peradaban, kita harus berubah terus-menerus.

“Saya sudah kirim proposal ke DPRD mengajukan Rp 1,6 triliun. Saya pastikan siswa miskin di Jawa Tengah semuanya bisa sekolah,” tambah Ganjar.

suarabaru.id/ Haresti Asysy Amrihani