Ganjar Diwaduli ‘Guru Siluman’ di SMKN 11 Semarang
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menghadiri kegiatan workshop gerakan sekolah menyenangkan (GSM) di SMKN 11 Semarang, Rabu (14/8).

SEMARANG – Ada-ada saja cerita para siswa sekolah saat menjelaskan polah tingkah para guru yang mengajar mereka setiap hari. Salah satunya terungkap saat kegiatan workshop gerakan sekolah menyenangkan (GSM) di SMKN 11 Semarang.

Sejumlah karakter guru-guru diungkapkan oleh para siswa sekolah kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat berkesempatan mendatangi kegiatan acara tersebut, Rabu (14/8/2019).

Ketika sesi dialog digelar, Ganjar mengajak para siswa yang juga menjadi peserta workshop untuk berdialog. Pertanyaan yang dilontarkan Ganjar pun menggelitik, yakni tentang hal-hal yang menjengkelkan saat di sekolah.

“Sebutkan hal yang menjengkelkan bagimu di sekolah,” tanya Ganjar.

Seorang pelajar bernama Wahyu Novi, siswa SMAN 1 Boja Kendal langsung maju ke depan. Dengan malu-malu, ia mengatakan bahwa hal yang paling menjengkelkan adalah saat ada guru yang menerangkan pelajaran tanpa peduli apakah siswanya sudah paham atau belum.

“Di sekolah saya ada guru sebutannya guru kereta pak, karena kalau menerangkan cepat sekali seperti kereta. Padahal, siswanya tidak ada yang paham,” kata Wahyu disambut tawa semua peserta.

Gelak tawa semakin lepas tatkala ada siswa lain bernama Andini Kusumastuti yang mengatakan bahwa di sekolahnya juga ada guru yang menjengkelkan. Para siswanya menyebut guru itu sebagai guru siluman.

“Soalnya seperti siluman, datang, kasih tugas dan langsung pergi. Tidak tahu kemana, dicari di kantor tidak ada,” ucapnya.

Bahkan yang menjengkelkan lagi ucap dia, guru tersebut tidak peduli apakah siswanya paham atau tidak. Seringkali, tanpa ada kabar apapun, guru tersebut langsung menggelar ujian dadakan.

“Jengkel sekali kalau sudah seperti itu, semua siswa kalau ada guru itu rasanya malas masuk kelas,” terangnya tertawa.

Ganjar pun menggoda Andini untuk menyebutkan nama guru siluman itu. Bahkan, Ganjar menanyakan apakah guru itu ada di ruangan itu atau tidak.

“Ndak berani nyebut pak, ndak ada di ruangan ini,” ucapnya sambil malu.

Ganjar mengatakan, apa yang diceritakan oleh siswa-siswa tersebut merupakan gambaran pendidikan saat ini. Banyak anak yang stress dan malas ke sekolah karena menemukan banyak hal yang tidak menyenangkan di sekolah.

“Untuk itu, tahun ini kami mulai menerapkan metode gerakan sekolah menyenangkan (GSM) adalah untuk mengatasi persoalan-persoalan yang disebutkan anak-anak tadi. Hari ini, metode sekolah yang menyenangkan sudah mulai dirintis, nantinya seluruh SMA/SMK di Jateng akan menerapkan metode ini,” kata Ganjar.

Penerapan metode sekolah menyenangkan lanjut Ganjar merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang baik. Sekolah sebagai tempat pembentukan SDM unggul, harus menjadi tempat yang menyenangkan dan selalu dirindukan para siswa.

“Bukan malah membuat stres. Kalau orang senang, diajari ilmu apa saja itu gampang, namun kalau sudah bosan, muak dan menyebalkan maka akan ada daya tolak dalam dirinya. Saya sih bermimpi, anak-anak akan senang berangkat sekolah, rindu bertemu guru dan belajar bersama teman-temannya dengan menyenangkan,” terangnya.

Gerakan sekolah menyenangkan lanjut Ganjar akan diterapkan di seluruh SMA/SMK se Jateng. Dari pengalaman daerah yang menerapkan metode ini sebelumnya, selama enam bulan sudah ada perubahan.

“Kalau pak presiden mengatakan ingin membangun SDM, saya sekarang sedang menyiapkan metodenya,” tutupnya.

Sementara itu, pendiri gerakan sekolah menyenangkan, M Rizal mengatakan, Jawa Tengah dapat menjadi pionir dalam penerapan metode belajar menyenangkan di sekolah. Apabila metode itu dilaksanakan, maka Jawa Tengah akan menjadi percontohan nasional.

“Ini baru pertama ada Pemda yang merespon untuk menjadikan pendidikan menyenangkan di daerahnya. Maka Jateng nantinya akan menjadi etalase nasional tentang pendidikan yang menyenangkan di sekolah,” ucapnya. (suarabaru.id)