blank

SEMARANG – Masih ingat dengan cerita tas warga Semarang yang ditahan di Bandara Domodedovo Moscow, Rusia? Ternyata, kejadian yang kurang mengenakkan itu justru membuka peluang pasar tas bermerk Roro Kenes tersebut terbuka lebar di Rusia.

Hal itu diakui pemilik Roro Kenes, Syanaz Nadya Winanto Putri. Ditemui di Kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Semarang, Jl Imam Bonjol Kota Semarang Jumat (9/8), Syanaz mengatakan bahwa kejadian tersebut justru membuat produknya moncer di Moscow, Rusia.

“Saya sangat senang sekali, karena saya memiliki kesempatan untuk eksplor pasar di Rusia. Semua ini juga berkat peran pak Gubernur Ganjar Pranowo yang telah mengajak saya ke Rusia,” kata Syanaz.

Syanaz menceritakan, sejumlah calon pembeli di Rusia langsung tertarik dengan produk tas Roro Kenes setelah mendengar kisah Syanaz saat barangnya disita pihak bea cukai Rusia. Menurut mereka, kejadian itu membuktikan bahwa kualitas produk Syanaz tidak kalah dengan produk unggulan lainnya.

“Para calon pembeli justru langsung tertarik dengan cerita saya di Bandara itu. Kata mereka, produk saya pasti bagus karena menyita perhatian pihak costom di sana yang menyangka tas saya berharga ratusan juta,” ucap Syanaz tertawa.

Dalam waktu dekat, Syanaz mengatakan segera mengirimkan barang ke negara pecahan Uni Soviet itu. Sebab sejumlah calon pembeli sudah memesan sejumlah produk kepada dirinya.

“Saya tidak menyangka ternyata kejadian ini justru menjadi berkah buat saya. Banyak yang sudah pesan tas dari saya, sekarang saya sedang menyiapkan itu,” tambah warga Bukitsari Kota Semarang ini.

Sebelumnya diberitakan, tas karya warga Semarang ditahan otoritas Bandara Rusia ketika akan mengikuti pameran di Festival Indonesia Moskow, pekan lalu. Alasannya tas itu dinilai terlalu bagus bahkan disamakan dengan buatan merk terkenal seharga ratusan juta.

“Mereka bilang tas saya pasti harganya ratusan juta dan terbuat dari kulit eksotis kualitas premium sekelas Vuitton atau Bottega. Padahal, tas saya itu hand made dan harganya hanya sekitar Rp150.000 sampai Rp3 juta,” terangnya.

Sampai saat ini, sebanyak 10 tas kulit dan 50 goodiebag dari karung goni miliknya masih berada di Bandara Domodedovo Rusia. Pihak Rusia lanjut Syanaz, meminta waktu hingga 24 hari untuk memeriksa tasnya tersebut.

“Sampai sekarang barang saya tidak bisa keluar, mereka mau mengkurasi selama 24 hari. Saya justru senang, tas saya dapat kurasi gratis oleh pihak Rusia, ini membuktikan tes market saya berhasil dan pasar di sana bagus,” pungkas alumnus Asian Institute of Management Manila Philipina ini.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sendiri mengatakan, kejadian penahanan tas Syanaz oleh pihak Rusia justru menjadi cerita yang sangat luar biasa. Menurutnya, hal itu membuktikan bahwa produk UKM Jawa Tengah berkualitas dan diterima baik di pasar internasional.

“Produk Roro Kenes kini sejajar kualitasnya dengan tas-tas branded seperti Louis Vuitton, Bottega, Chanel, Gucci, Hermes, atau Dolce Gabbana. Kualitas sudah dianggap premium berarti layak ekspor dengan harga yang kompetitif juga. Semoga tahun depan sudah bisa menyaingi tas branded yang puluhan juta,” kata Ganjar.

Ganjar juga melihat bagaimana potensi ekspor produk Jateng ke Rusia terbuka lebar. Terbukti produk dari Jateng laku keras selama tiga hari pameran.

“Banyak produk yang dapat buyer bagus. Ada biskuit Fine Choice dapat pesanan tiga kontainer, jamu borobudur dapat order 5 juta dolar amerika, furniture kemarin dapat order satu juta dolar dan gula merah juga laku keras. Ini bukti kalau potensi dan kualitas kita sangat bagus dan disukai dunia Internasional,” tegas Ganjar. (suarabaru.id)