blank
Beberapa personel polisi mengatur lalu lintas di perempatan Glugu. Terlihat jalan Siswamiharja dipasangi blokade dari arah timur sebagai larangan masuk ke jalur tersebut pada pukul 06.00-07.30 WIB. Foto: Hana Eswe.

GROBOGAN-Satlantas Polres Grobogan melakukan uji coba pemberlakuan jalur searah di Jalan Siswamiharja, Purwodadi. Uji coba tersebut dimulai pada Kamis (8/8) pagi mulai pukul 06.00-07.30 WIB.

Pelaksanaan uji coba jalur searah ini dimulai dari Jalan Siswamiharja hingga perempatan Glugu. Hal tersebut seperti dijelaskan Kasatlantas Polres Grobogan AKP I Putu Krisna melalui KBO Iptu Sunarto. Menurut dia, pemberlakukan jalur searah ini difungsikan untuk merekayasa kepadatan pada jam masuk sekolah. Pasalnya, di jalur ini terdapat beberapa sekolah yang membuat adanya titik kemacetan.

“Kemacetan di jalur ini setiap jam sekolah disebabkan banyaknya orang tua murid yang mengantarkan anak-anaknya ke sekolah dengan menggunakan kendaraan pribadi. Baik roda empat maupun roda dua, yang membuat jalur ini setiap pagi menjadi jalur sibuk karena padatnya kendaraan bermotor,” ujar Sunarto.

Sunarto memaparkan, pihaknya telah melakukan pemberitahuan sebagai sosialisasi melalui media sosial, Rabu (7/8). Sosialisasi ini dimaksudkan agar wali murid yang mengantar anak-anak mereka berpartisipasi dalam rangka menguraikan kemacetan di jalur tersebut.

“Pemberlakuan jalur searah ini hanya di sela-sela berangkat sekolah. Tujuannya untuk mengurai kemacetan yang bisa saja mengakibatkan kecelakaan akibat arus lalu lintas,” jelas Iptu Sunarto.

Adanya rekayasa lalu lintas jalur searah di Jalan Siswamiharja Purwodadi ini mendapat respon positif dari masyarakat sekitar. Kepala SMPN 1 Purwodadi, H Purnomo, misalnya. Menurut Purnomo adanya pemberlakuan jalur searah ini menjadi upaya pencegahan terjadinya kecelakaan akibat kesemrawutan lalu lintas.

“Kita tidak ingin orang tua maupun siswa, saat berangkat sekolah mengalami kecelakaan gara-gara lalu lintas semrawut,” ujarnya.

Di samping itu, pemberlakuan jalur searah ini juga mencegah keterlambatan siswa masuk ke kelas. Dikatakan Purnomo, sebelum diberlakukan searah, banyak siswa yang terlambat masuk kelas. Rata-rata pelajar yang terlambat sekitar 10-20 anak.

Bermanfaat Bagi Masyarakat

Pemberlakuan jalur searah ini juga bermanfaat bagi warga sekitar. Wibowo, misalnya. Warga Plendungan ini kerap menggunakan jalan Siswamiharja sebagai rute menuju tempat kerjanya di daerah Palembahan. Hanya saja, dirinya menggunakan jalur tersebut setelah jam-jam masuk sekolah dan sore hari saat pulang kerja.

“Saya pernah kena macet sampai seperempat jam, itu karena banyak orang tua yang berhenti di pinggir jalan saat antar anaknya. Kalau sudah diberlakukan searah ini paling tidak mereka menyadari bahwa jalan ini bukan jalan milik sendiri. Kalau bisa, pemberlakuan jalan searahnya jangan hanya pas jam masuk sekolah saja, di jam pulang sekolah juga harus diberlakukan sebabnya sering macet juga di perempatan Wijaya Kusuma itu,” komentar Wibowo.

Sementara itu, Iptu Sunarto menjelaskan, pemberlakuan jalur searah ini untuk sementara hanya pada saat jam masuk sekolah lebih dulu.

“Sementara kita berlakukan pagi dulu selama sepekan. Nanti setelah itu kita evaluasi. Untuk siang jam pulang sekolah, kita lihat dulu. Tentunya faktor penyebab kemacetan di siang hari bukan hanya pelajar yang pulang sekolah, tetapi adanya PKL yang berjualan di sana sehingga itu harus melibatkan instansi yang terkait,” pungkasnya.

suarabaru.id/Hana Eswe.