blank
Sekda Wonogiri, Suharno (berkacamata) menyaksikan dari dekat kiprah siswa-siswa SD Negeri 2 Pokohkidul, Wonogiri, yang melakukan penjernihan air dengan teknik tepat guna.

WONOGIRI – Kepala Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Dr H Ahmad Hidayatullah M Pd, menyatakan, ada sekitar 1.500 jenis profesi yang kini hilang karena terlindas kemajuan zaman. Bersamaan itu, muncul sekitar 1.000 jenis profesi baru yang menjanjikan kemakmuran kehidupan.

Demikian ditegaskan Ahmad Hidayatullah, Rabu (7/8), ketika memberikan sambutan pada acara gelar unjuk karya praktik baik program pintar Tanoto Foundation. Acara ini digelar di Pendapa Kabupaten Wonogiri, dibuka dengan atraksi tari kreasi baru Tetanen yang dibawakan oleh para siswi dari SD Negeri 2 Purworejo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Dimeriahkan dengan praktik penjernihan air oleh siswa SD Negeri 2 Pokohkidul, demo uji bahan makanan tiwul dan bakso oleh siswa MTs Negeri Wonogiri. Ikut hadir Sekda Wonogiri, Suharno, Kepala Dikbud Wonogiri, Sriyanto, dan sejumlah pejabat lainnya.

Betapa dahsyatnya kemajuan teknologi belakangan ini, telah melibas banyak profesi yang selama ini telah memiliki kemapanan. Di sisi lain, memunculkan banyak profesi baru yang sebelumnya tak pernah ada. Menyikapi percepatan perkembangan zaman tersebut, Ahmad, mengingatkan, bila pola pemberian materi pendidikan tidak menyesuaikan kemajuan zaman, dipastikan juga akan terlibas oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat.

Dicontohkan, kemunculan profesi baru seperti bisnis Buka Lapak di media internet, yang tidak perlu harus berkantor, tapi memiliki omset miliaran. Modalnya mengandalkan kemajuan teknologi dan rush (kecepatan) dan kepercayaan, melalui marketing di jejaring online.

Ahmad, menyerukan, kini diperlukan guru sebagai insan pendidik, mampu menyikapi kemajuan teknologi supaya tidak terlibas oleh kemajuan zaman yang berlangsung sangat cepat di dunia kehidupan sekarang. ”Agar mampu mengantarkan anak didik tetap survive dalam menghadapi transformasi kehidupan dan kemajuan zaman,” tegas Ahmad sembari menambahkan ini diperlukan inovasi dan kreativitas.

Berbicara kreativitas dan inovasi, Ahmad, memberikan apresiasi terhadap Tanoto Foundation yang telah membimbing teknik cara belajar pintar menyongsong masa depan. Sebab, 15 sampai 20 tahun ke depan, para murid dituntut memiliki karakter dengan pola berpikir yang melebihi kontens. Ini penting diwujudkan, untuk menyongsong kemajuan zaman, termasuk menyambut revolusi industri 4.0 dan revolusi-revolusi yang lain.

Koordinator Tanoto Foundation Propinsi Jateng, Dr Nurkolis, menyatakan, telah setahun ini memberikan pembimbingan, pelatihan dan pendampingan pembelajaran pintar, kepada 32 sekolah di Kabupaten Wonogiri. Terdiri atas masing-masing 16 SD/MI dan 16 SMP/MTs, dalam hal manajemen pembelajaran berbasis sekolah dan pembelajaran aktif.(suarabaru.id/Bambang Pur)