blank
Tim paduan suara mahasiswa Grandiora Sonora Tidar  Universitas Negeri Tidar ( (Untidar) Magelang berhasil meraih dua penghargaan pada International Choral Festival Orientale Concentus, yang diselenggarakan di Young Siew Toh Conservatory of Music (YSTCM) National University Singapore 29 Juli - 3 Agustus kemarin. Yakni, medali emas untuk kategori Folklore dan  medali perak untuk kategori mixed voice open,”. Foto: Suarabaru.id/ Istimewa.

MAGELANG- Tim paduan suara mahasiswa Grandiora Sonora Tidar  Universitas Negeri Tidar ( (Untidar) Magelang berhasil meraih dua penghargaan pada International Choral Festival Orientale Concentus, yang diselenggarakan di Young Siew Toh Conservatory of Music (YSTCM) National University Singapore 29 Juli – 3 Agustus 2019.

“Dua penghargaan tersebut berupa medali emas untuk kategori Folklore dan  medali perak untuk kategori mixed voice open,” kata Pembina Paduan Suara Mahasiswa Grandiora Sonora Tidar , Mahendradi, Minggu ( 4/8).

Mahendradi mengatakan, sukses  tim paduan suara Untidar tersebut nyaris mengulang sukses di tahun 2018 lalu, di ajang ”5thVietnam International Choir Competition” yang  saat itu pulang  dengan membawa dua medali emas , satu perak dan penghargaan spesial prize.

Menurutnya, raihan satu medali emas untuk kategori Folklore dan  medali perak untuk kategori mixed voice open tersebut melalui perjuangan dan kerja keras serta penuh kemandirian dari tim paduan suara yang dulu bernama “Gema Suara Tidar”.

Pada ajang tersebut, tim paduan suara “Gema Sonora Tidar” membawakan dua buah lagu. Yakni, “Hentakan Jiwa”, karya Ken Steven, komposer muda asal Medan, Sumatera Utara dan Come Away Sweet Love (Thomas Greaves).

“Sebenarnya, lagu Come Away Sweet Love  tersebut bercerita tentang jatuh cinta dan patah hati. Namun, kita nyanyikan dengan hati yang gembira,” ujarnya.

Ia menambahkan, sebelum berangkat ke ajang International Choral Festival Orientale Concentus, tim anggota Paduan Suara Mahasiswa Gema Sonora Tidar  yang berjumlah 40 orang , sebelumnya  sudah berlatih mempersiapkan diri sejak sembilan bulan sebelumnya. Latihan tersebut yang dilakukan di sela- sela kesibukan kuliah dan mengerjakan tugas tugas akademik di kampus.

Proses perjalanan  untuk meraih  medali emas dan medali perak tersebut, tidak semulus yang dibayangkan. Karena,  sempat terkendala tempat latihan dan pendanaan untuk keberangkatan. Menurutnya,   kendala tempat latihan tersebut  akhirnya dapat  teratasi dengan menggunakan rumah pribadinya,  yang ada di Jalan Piere Tendean nomor 2 Magelang.

Namun, hambatan tidak hanya berhenti di situ saja, ruangan rumah pribadi Mahendradi yang sangat sempit, sedangkan jumlah personel penyanyi dan penari latar sebanyak 40 orang, tidak memungkinkan menggunakan salah satu ruangan tersebut.

“Akhirnya, masalah tempat latihan berolah vokal dapat teratasi dengan meminjam halaman sekolah SMP Negeri 1 Kota Magelang,”  kata Mahendradi yang juga dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untidar.

Mahendradi menambahkan, masalah lain datang di kemudian hari, yakni  tim paduan suara yang pernah menang di lomba yang sama di Vietnam di tahun lalu ini, untuk berangkat ke Singapura, para anggota tim paduan suara melaukan beragam kegiatan untuk bisa mengumpulkan biaya keberangkatan.  Mulai dari  mengumpulkan iuran anggota, membuat bank sampah kemudian dijual kembali , mengamen dan juga terakhir di awal bulan Juli mereka mengadakan konser penggalangan dana di Hotel Atria Magelang

“Hasil dari kesemuaannya itu mereka kumpulkan untuk menutupi minimnya bantuan pendanaan dari pihak universitas,” kata pria yang akrab dipanggil “Dadik”. Suarabaru. id/Yon