blank
Wali Kota Magelang menyerahkan gunungan kepada Dalang Ki Seno Nugroho, (Humas Pemkot Magelang)

 

MAGELANG- Pemkot Magelang Sabtu malam (20/7) menggelar pertunjukan wayang kulit di alun-alun setempat. Kegiatan itu menutup rangkaian peringatan Hari Jadi Ke 1.113 Kota Magelang  yang diperingati setiap 11 April.

Wayang kulit dengan dalang Ki Seno Nugroho dari Karanganyar  menyuguhkan lakon ‘Amarta Binangun’. Bintang tamu pada pagelaran itu adalah Marwoto, Ciblek dan Elisa.

Acara itu disaksikan Wali Kota Sigit Widyonindito dan Forpimda Kota Magelang, kepala organisasi perangkat daerah (OPD), camat, lurah dan masyarakat.

Sigit mengemukakan,  pertunjukan wayang kulit yang setiap tahun diadakan selain  untuk memberi hiburan kepada  masyarakat Kota Magelang dan sekitarnya, juga merupakan aksi nyata komitmen pemkot dalam upaya melestarikan budaya Jawa, khususnya seni wayang kulit.

Memperingati Hari Jadi Kota Magelang, lanjut wali kota,  berbagai macam kegiatan telah dilaksanakan sejak April 2019. Pertunjukan  wayang kulit waktunya  mundur, karena pada bulan April hingga Juni 2019 bersamaan dengan agenda nasional pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta penetapannya oleh KPU.
terpilih beberapa waktu lalu.

‘’Baru malam ini (20/7) wayangan dapat dilaksanakan. Sekaligus untuk menyambut HUT Ke-74 Kemerdekaan RI,’’ terangnya.

Dia mengatakan,  berbagai macam kegiatan dalam rangkaian  HUT Ke-1.113 Kota Magelang  yang telah dilaksanakan dengan sukses dan lancar, berkat kerjasama semua pihak. Yakni,  seluruh  OPD Pemkot Magelang, TNI, Polri dan juga para
mitra baik dari instansi pemerintah dan swasta, serta masyarakat.
Sigit berharap, seluruh rangkaian  peringatan  Hari Jadi Ke -1.113 Kota Magelang tidak hanya sebagai sarana rekreasi dan hiburan bagi masyarakat, melainkan memberikan dampak  berkelanjutan bagi masyarakat.

Lakon wayang kulit ‘Amarta Binangun’ dengan dalang Ki
Seno Nugroho menceritakan tentang perjuangan negara Amarta di bawah pemerintahan  Prabu Yudhistira yang sedang membangun baik fisik, mental dan sprititual, mendapat gangguan dari para Kurawa dan Patih Sengkuni dari Kerajaan Astina.

‘’Para Kurawa dan Patih Sengkuni merasa iri dengan perjuangan
Prabu Yudhistira. dan ingin menggagalkan jalannya pembangunan di Amarta,’’ ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Taufik Nurbakin.

Namun berkat kegigihan dari para punggawa dan nayapraja dari Amarta, setiap gangguan dapat diatasi, sehingga, pembangunan yang dilaksanakan bisa berjalan dengan
baik dan lancar.

Menurutnya,  lakon selaras dengan kondisi Kota Magelang yang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang dalam rangka mewujudkan visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang.

Yakni,  mewujudkan Kota Magelang sebagai kota jasa yang modern, cerdas dilandasi masyarakat yang sejahtera dan religius.
Taufik menambahkan,  pembangunan yang dilaksanakan di Kota Magelang saat ini merupakan kerjasama yang harmonis antara  pemerintah dengan masyarakat. (hms)

Editor : Doddy Ardjono