blank
Tim SAR Nelayan Lawet Perkasa dibantu POL AIR dan TNI AL serta rukun nelayan terus melakukan pencarian nelayan yang hilang di dekat tempat pendaratan ikan Logending, Desa Ayah, Kecamatan Ayah, Kebumen, Rabu 10/7. (Foto:Suarabaru.id/Ist)

KEBUMEN – Sebuah perahu nelayan Sridadi yang dinaiki empat nelayan di dekat tempat pendaratan ikan (TPI) Logending, Kecamatan Ayah, Kebumen, Selasa (9/7) malam sekitar pukul 20.00 diterjang gelombang tinggi saat hendak mendarat. Akibatnya perahu mereka terbalik dan seorang nelayan hilang. Sampai Rabu pagi korban masih dalam pencarian.

Kepala Tim SAR Nelayan Lawet Perkasa Ayah Bejo Priyono  dihubungi Rabu (10/7) pagi menuturkan, nelayan yang hilang dihempas ombak itu atas nama Sarif (31) yang bertugas sebagai tekong, beralamat Desa Pasir, Kecamatan Ayah. Sedangkan tiga nelayan yang berhasil menyelamatkan diri terdiri atas Kawan (34), Saeful (30) dan Waris (36), semuanya juga warga Desa Pasir, Kecamatan Ayah.

Menurut keterangan Bejo, malam itu keempat nelayan dengan perahu Sridadi pulang melaut hendak menuju TPI Logending. Namun sesampai di Plawangan atau brigwater perahu mereka tiba-tiba dihantam ombak dari belakang.  Perahu nelayan itu pun langsung terbalik dan para nelayan ikut tenggelam. Ketiga nelayan bisa menepi. Namun Sarif langsung tenggelam dan sejak itu terus dilakukan upaya pencarian.

Gelombang Tinggi

Bejo menjelaskan, hingga saat ini Tim SAR Nelayan Lawet Perkasa bersama Pol AIR , TNI AL dan rukun nelayan terus berusaha melakukan pencarian. Namun kondisi gelombang tinggi menyulitkan upaya pencarian korban. Pihaknya juga telah melaporkan kejadian itu ke Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kebumen.

Humas BPBD Kebumen Heri Purwoto mengakui, kecelakaan laut itu terjadi malam hari sewaktu keempat nelayan hendak menepi setelah melaut. Namun nahas saat mendekati brigwater datang gelombang besar yang menerjang perahu mereka sehingga kempat nelayan sempat terhempas ombak. Tiga orang bisa selamat, namun satu nelayan hilang dan terus dilakukan upaya pencarian.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Cilacap sejak beberapa hari terakhir telah mengingatkan bahaya gelombang tinggi selama 7-11 Juli mendatang. Pihaknya memperkirakan gelombang tinggi mencapai 2,5 – 4 meter  di perairan selatan Kebumen dan sekitarnya. Bahkan di laut dalam atau di Samudera Hindia selatan Kebumen ketinggian gelombang bisa mencapai 6 meter.

Kondisi saat ini juga sering cuaca berawan disertai angin kencang. BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap memperingatkan kepada nelayan dan masyarakat yang  berakivitas di kawasan pantai selatan Jawa mulai Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Yogyakarta agar tetap berhati-hati.

Suarabaru.id/Komper Wardopo