blank
Ombak tinggi sejak sepekan terakhir melanda kawasan Pantai Selatan Desa Karanduwur, Kecamatan Ayah, Kebumen. (Foto:Suarabaru.id/Ist)

KEBUMEN –  Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi CiIacap mengingatkan dalam empat hari ke depan sejak Senin (8/7) – Kamis (11/7) mendatang, terjadi pola sirkulasi angin di Samudera Hindia yang mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang laut di sekitar wilayah selatan  Jawa.

Menanggapi hal itu Komandan Tim SAR Nelayan Lawet Perkasa Ayah, Kebumen, Bejo Priyono dihubungi di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Selasa (9/7) menuturkan, sejak 2 Juli lalu gelombang tinggi telah melanda pantai selatan Kebumen. Akibatnya, banyak nelayan yang berhenti melaut. Ada satu dua nelayan yang melaut, namun hanya berani di tepian karena ombak yang tinggi disertai angin kencang.

“Kami sudah mengimbau nelayan berhati-hati dan menyiapkan segala sesuatu menghadapi angin kencang dan ombak tinggi. Sejauh ini masih aman, namun perlu waspada karena data dari BMKG  diperkirakan masih terjadi gelombang tinggi hingga beberapa hari ke depan,”terang Bejo.

Dia menjelaskan, aktivitas nelayan di Kebumen terkonsentrasi di tempat pelelangan  ikan (TPI) Pasir, TPI Karangduwur, TPI Menganti atau Pedalen dan TPI Logending. Para nelayan Kebumen umumnya menggunakan perah jukung atau fiberglass dengan dua sampai tiga nelayan. Di musim kemarau saat ombak tinggi nelayan banyak yang beralih bertani atau beternak memelihara kambing dan sapi.

Menurut Adnan Dendy Mardika, prakirawan Stasiun Meteorologi Cilacap Senin (8/7) kemarin, terdapat pola sirkulasi angin di Samudera Hindia di barat Nias. Pola angin di wilayah ekuator umumnya dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 4-20 knot. Sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur-Selatan  dengan kecepatan 4-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di peraian Bengkulu- Enggano, perairan barat Lampung, Laut Jawa, perairan selatan Jawa dan perairan selatan Kalimatan.

Tinggi Gelombang Bisa 6 Meter

Adnan menerangkan, kondisi pola angin itu bisa mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.  Bahkan tinggi gelombang 2,5 meter sampai 4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo hingga Yogyakarta.

Dia pun mengingakan, dengan kondisi cuaca kemarau dan angin kencang dalam beberapa hari mendatang masih berpeluang terjadi gelombang lebih tinggi di laut dalam. Bahkan bisa mencapai setinggi 4 meter –  6 meter di Samudera Hindia selatan Cilacap, selatan Kebumen, selatan Purworejo dan selatan Yogyakarta.

“Kami mengingatkan masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar kawasan yang terdapat gelombang tinggi agar selalu waspada,”tandas Adnan.

Sementara itu sejak Minggu (7/7) lalu aktivitas nelayan di selatan Kecamatan Ayah Kebumen berkurang drastis. Namun untuk wisatawan musiman di beberapa pantai seperti di Pantai Brecong Buluspesantren, Pantai Petanahan,Pantai Suwuk, Pantai Menganti dan Pantai Logending masih banyak masyarakat melancong ke laut. Pengelola wisata telah melarang pengunjung  mandi di laut karena gelombang tinggi dan angin kencan.

Demikian pula di TPI Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap di barat Pantai Logending Ayah,  maupun di Pantai Sodong, Kecamatan Adipala, Cilacap. Pengunjung ke pasar ikan laut di Pantai Jetis dan pantai wisata Sodong di hari Minggu dan hari libur sekolah juga masih banyak. Namun wisatawan hanya bermain di tepi pantai dan menikmati jajanan atau masakan ikan laut di kawasan pantai seraya melihat debur ombak.

Suarabaru.id/Komper Wardopo