blank
Saat hendak belanja pakaian anaknya, Sofi Nurlaila Hanum, difabel paraplegia, kursi rodanya harus digotong oleh kawan sesama difabel, Wagimin dan Alex Susanto. (Foto : Wahono)

BLORA – Pasar Rakyat Sido Makmur, pasar baru yang dibangun Pemkab Blora dengan model blok-blok (Blok A, B, C) dan mulai operasional pada 5 Januari 2019, ternyata kurang ramah untuk masyarakat difabel.

Semua blok di baru pasar tersebut, belum ada akses untuk para penyandang cacat fisik, dan masyarakat pengguna kursi roda. Akses itu perlu dibuat agar mereka nyaman belanja di pasar tersebut.

“Kami sering menerima keluhan dari kawan difabel, Pasar Rakyat Sido Makmur tidak ada akses pengguna kursi roda,” beber Ketua Difabel Blora Mustika (DBM), Abdul Ghofur, Jumat (5/7/2019).

Menurutnya, untuk bisa masuk ke pasar itu, disabilitas penyandang cacat (fisik) pengguna kursi roda harus bersusah-payah minta bantuan orang lain, karena akses masuk belum ada.

Salah satunya diungkap Sofi Nurlaila Hanum (26), difabel paraplegia warga Desa Turirejo, Kecamatan Jepon, Blora, jika akan belanja ke pasar baru itu harus minta bantuan kawannya sesama difabel laki-laki.

Jika tidak dibantu kawan kawan-kawannya, wanita berputra satu itu tidak bisa masuk kedalam pasar.

Untuk bisa masuk, Sofi harus dibantu menaikkan kursi rodanya ke teras pasar dulu, ungkapnya.

blank
Sofi Nurlaila Hanum (difabel paraplegia) bersama anaknya Fana E. Putri (8), menunggu bantuan kawan-kawannya untuk bisa masuk ke teras pasar. (Foto:Wahono)

Dibuatkan

Tidak hanya Sofi, kesulitan masuk pasar juga dialami penyandang disabilitas lainnya, lantaran  pasar baru tersebut belum ada akses kursi roda.

“Kami masyarakat difabel berharap Pemkab tanggap, agar segera membuat akses tersebut,” tandas Ketua DBM, Abdul Ghofur.

Terpisah Kepala Pasar Rakyat Sido Makmur, M. Nur Aminudin, membenarkan di blok pasar belum ada akses masuk warga difabel dan warga pengguna kursi roda.

Sebenarnya, kata Nur Aminudin, dulu sudah akan dibuat akses untuk kursi roda warga difabel.

Namun rencana itu harus ditunda dulu, dikhawatirkan untuk keluar masuk sepeda motor ke dalam bangunan blok

“Baik, segera kami rapatkan untuk dibuatkan akses bagi saudara-saudara warga difabel, terima kasih masukkannya,” kata Aminudin.

Perlu diketahui, di Kabupaten Blora sementara ini ada 17.000 warga difabel, jumlah itu diperkirakan lebih, karena banyak orang tua malu dan enggan terbuka mendaftarkan anggota keluarganya yang disabilitas.

Diberitakan sebelumnya, Pasar Rakyat Sido Makmur menampung sekitar 2.400 pedagang, bakul-bakul kecil, pedagang asongan, PKL, dan dari Pasar Induk (lama) Kota Blora. 500 bakul diantaranya masih menempati bangunan sementara.

Tidak hanya pedagang Pasar Induk Kota Blora, bakul atau pedagang di sepanjang rel-ban, Pasar Kaliwangan, dan pedagang kaki lima (PKL) harus pindah ke pasar baru tersebut.

Proses pemindahan ke pasar baru berjarak 2,9 kilometer selatan alun-alun Blora, dimulai pada 5 Januari sampai 31 Januari 2019, dengan kompensasi dari Pemkab adanya penggratisan retribusi selama enam bulan kedepan.

Sebanyak 1.924 pedagang yang terdata, menempati kios di blok A, B, C (384 unit), ratusan kios dalam, ratusan meja-maja dasaran, los sayur-mayur, dan lapak-lapak.

suarabaru.id/Wahono