blank
Alat untuk mengatasi gulma dan pemupukan  padi secara otomatis (Algapatis) karya tim Program Kreativitas Mahasiswa Teknologi Universitas Negeri Tidar Magelang saat diujicobakan pada sebuah lahan sawah. Foto: istimewa

MAGELANG- Sebanyak lima mahasiswa Universitas Negeri Tidar (Untidar) Magelang yang tergabung dalam tim Program Kreatifitas Mahasiswa Teknologi berhasil menciptakan alat untuk mengatasi gulma dan pemupukan  padi secara otomatis atau yang disingkat dengan Algapatis.

Kelima mahasiswa tersebut yakni, Feri Irawan (ketua), Zainab Luxfi’I, Samsul Hidayat, Erics Kharisma dan Ryantika Dyah Safitri.“Ide pembuatan alat ini berawal dari  para petani  di Desa Ketro, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur yang masih menyiangi gulma di lahan sawahnya secara manual. Yakni, mencabut dan membenamkan gulma ke tanah (penyiangan),” kata Ketua tim Program Kreatifitas Mahasiswa Teknologi Untidar, Feri Irawan.

Feri mengatakan, dengan menggunakan algapatis, para petani bisa menghemat tenaga, waktu, dan biaya. Mereka hanya perlu mendorong algapatis melewati lahan sawah yang ditumbuhi gulma.

Menurutnya, cara kerja algapatis ini memanfaatkan gaya tekan saat roda berputar dan gaya berat yang diberikan rangka alat serta pupuk yang dimasukkan ke dalam bak penampung. Ketika alat ini didorong, mata besi-mata besi di roda akan melakukan pencabutan dan pembenaman gulma di sekitar padi.

“Bersamaan dengan itu knock  di bodi roda akan mengungkit tuas yang dihubungkan dengan pintu saluran pupuk. Ketika pintu itu terbuka, pupuk akan jatuh tidak jauh dari tanaman padi,” katanya.

Ia menambahkan, keunggulan algapatis dibandingkan dengan alat pertanian konvensional yakni, dapat melakukan dua fungsi sekaligus dalam satu waktu.

Ia menambahkan, untuk lahan sekitar 500 meter persegi, pembasmian gulma secara manual sekitar delapan jam per hari dan memerlukan waktu tiga hari. Jika menggunakan algapatis, dapat dipersingkat waktunya yakni hanya satu hari saja.

Suarabaru.id/yon