blank
Wali Kota Sigit Widyonindito bangga Kota Magelang terpilih sebagai satu dari 100 Kota/Kabupaten pilot proyect ‘Gerakan 100 Smart City’ di Indonesia, (Humas Pemkot Magelang)

 

MAGELANG- Kota Magelang terpilih sebagai satu dari 100 Kota/Kabupaten pilot proyect ‘Gerakan 100 Smart City’ di Indonesia. Gerakan ini untuk mewujudkan sebuah kota/kabupaten  menjadi kota cerdas, meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi warganya, dan membuat kota semakin efektif dan efisien.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominsta) Kota Magelang, Catur Budi Fajar Sumarmo menerangkan, Gerakan 100 Smart City sudah dimulai sejak 2017. Tahun 2018, Kota Magelang baru masuk dalam 25 daerah yang diberi pendampingan untuk gerakan tersebut.

Dia menuturkan, gerakan ini merupakan program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai pilot project untuk daerah sekitar, untuk bisa mengimplementasikan apa itu  smart city.

Setelah Kota Magelang menandatangani kesepakatan dengan Kominfo pada Mei 2019, selanjutnya dilaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis mulai Juni-Oktober 2019.

‘’Sebetulnya tahun 2016 kita sudah melangkah menuju smart city yang digawangi oleh Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda). Sekarang tinggal mempertajam saja, sesuai dengan visi dan misi Pemkot Magelang, ‘’ujar Catur ketika  Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Gerakan 100 Smart City 2019 di Ruang Adipura Kencana, Kompleks Kantor Walikota Magelang, kemarin (24/6).

Bahkan sejak 2014, Pemkot Magelang sudah menjadi pioner dengan memasang ‘one kota’, berupa fiber optik langsung menuju OPD dan sekolah se-Kota Magelang. Pemasangan yang selesai tahun 2019 ini makin mendukung pelayanan Pemkot Magelang kepada masyarakat di berbagai sektor.

‘’Tahun 2019 sudah kelar, sudah terpasang, jadi tanpa Indihome lagi. Tapi itu kan sebagai sarana pendukung, yang terpenting dalam smart city kita memberikan pelayanan yang singkat, cepat dan mudah diakses oleh masyarakat,’’ terangnya.
Peserta Bimtek adalah dewan smart city, yang meliputi kepala OPD, praktisi, akademisi, instansi vertikal, BUMD, termasuk tim pelaksana yang akan merumuskan smart city Kota Magelang ke depan.

Catur menyatakan, banyak sektor yang akan dipertajam dalam gerakan ini, tidak hanya terkait teknologi informasi tetapi juga pelayanan masyarakat.
‘’Sektor yang dipertajam adalah pelayanan masyarakat, tidak hanya terkait IT tapi juga misalnya di kantor kecamatan bisa memberikan pelayanan sampai malam itu sudah masuk smart city, akses disabilitas di ruang kantor dan sebagainya,’’ jelasnya.

Wali Kota Sigit Widyonindito, mengungkapkan terpilihnya Kota Magelang sebagai satu dari 100 kota/ kabupaten dalam gerakan ini merupakan sebuah kebanggaan sekaligus tantangan. Pihaknya menyadari pondasi yang baik di tingkat kota bakal menyokong kemajuan pembangunan nasional.

Program merupakan dorongan bagi Kota Magelang untuk mewujudkan setiap aspek dari smart city. Mencakup  smart mobility, smart government, smart economy, smart people, smart living dan smart environment.

Untuk merealisasikan konsep kota cerdas tersebut, lanjut Sigit, tidak bisa hanya mengandalkan kemauan. Kesungguhan dan komitmen seluruh pemangku kepentingan juga mutlak diperlukan.

‘’Yang tidak kalah penting adalah bagaimana menyosialisasikan gagasan pembangunan smart city ini kepada seluruh masyarakat, sehingga siap untuk menerima perubahan ke arah digitalisasi, di samping menjadi tugas pemerintah untuk mempersiapkan infastruktur yang mumpuni,’’ ungkap Sigit.

Wali kota menegaskan, bimtek ini merupakan upaya  untuk menyamakan persepsi berkaitan dengan gerakan menuju smart city. Ini tidak lain untuk mengelola kegiatan secara efektif dan efisien yang muaranya untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan bagi masyarakat.

Sigit mengungkapkan, terkait smart city, Kota Magelang sudah dua kali menyandang smart city terbaik se-indonesia kategori kota sedang/kecil. Harapan ke depan, pengelolaan daerah semakin maju, pelayanan baik, nyaman, aman dan bermartabat.

‘’Syukur-syukur pertumbuhan juga jadi baik, sehingga kemiskinan menurun karena rakyat sejahtera. Beberapa tahun lalu angka kemiskinan kita masih 16 persen. Sejak masuk smart city turun menjadi 9 persen, kemudian turun lagi 7 persen. Itu artinya pengelolaan kita sudah on the track,’’ tegasnya. (hms)

Editor : Doddy Ardjono