blank
Kudus memiliki daerah rawan bencana, sehingga membutuhkan sinergi antar stakeholder dalam penanganannya

KUDUS – Menghadapi musim kemarau, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kudus mempersiapkan penangulangan bencana alam kekeringan. Pemda telah menggandeng TNI, Polri, dan BPBD dalam rangka mempersiapkan posko penanggulangn bencana.

Latihan penanggulangan bencana pun mulai dilakukan, salah satunya kegiatan yang diselenggarakan oleh Komando Resort Militer 073/Makutarama (Korem 073/MK) di Kodim 0722/Kudus, Kamis (20/6).

Kabupaten Kudus merupakan salah satu daerah rawan bencana di berbagai musim. Ketika musim hujan, beberapa wilayah tergenang banjir. Sedangkan pada musim kemarau, beberapa wilayah mengalami kekeringan.

Berdasarkan pengalaman sebagai Kepala Dinas PU Kabupaten Kudus pada tahun 1991, Bupati Kudus H.M. Tamzil, mengatakan ketika itu bencana banjir besar terjadi, pemerintah daerah berkoordinasi dengan TNI Polri untuk mengungsikan warga. Sehingga kegiatan pelatihan penanggulangan bencana oleh TNI Polri selalu mendapat apresiasi dari pemerintah daerah.

blank
Bupati HM Tamzil telah menginstruksikan BPBD untuk membina kembali posko penangulangan bencana di tiap kecamatan

“Kami punya banyak pengalaman, tahun 90-an di Kabupaten Kudus terjadi bencana banjir yang cukup besar. Pada waktu itu pemerintah daerah sangat berharap pada TNI Polri untuk terdepan dalam penanggulangan bencana alam, khususnya pada masa-masa tanggap darurat. Oleh karena itu kami mendukung dan memahami betul,” ujarnya.

Menghadapi musim kemarau, pemda telah mempersiapkan terjadinya bencana kekeringan. H.M. Tamzil mengatakan, telah menginstruksikan BPBD untuk membina kembali posko penangulangan bencana di tiap kecamatan. Dukungan dari TNI Polri pun tetap diharapkan sebagai yang terdepan apabila terjadi bencana alam di wilayah Kabupaten Kudus.

September 2018 lalu, pemerintah daerah juga telah menyiapkan posko penanggulangan bencana di masing-masing kecamatan. Selain itu, juga telah diluncurkan nomor kegawatdaruratan 112 bebas pulsa.

Laporan yang masuk segera ditindaklanjuti oleh BPBD, Polres, Kodim serta instansi lain yang telah terintregasi. Sehingga, apabila terjadi bencana alam terjadi, H.M. Tamzil meminta masyarakat tak perlu panik.

“Masyarakat bisa mengakses jika terjadi darurat bencana, darurat kesehatan, dan sebagainya. Misalnya ada orang sakit, dalam waktu 10 menit kita sudah jemput dengan tenaga medis. Ini komunikasi yang telah kita jalin. Sehingga dengan adanya Posko I Kodim sangat tepat, dari Kodim tinggal mengakses,” katanya.

Kegiatan latihan penanggulangan bencana didasari atas undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI. Di antara penjelasan 14 hal tentang operasi militer selain perang, adalah membantu pemerintah daerah dalam penangulangan bencana alam.

TNI paham dan menyadari bahwa di Indonesia sering terjadi bencana alam, baik itu banjir, tanah longsor, gunung meletus dan lain lain. Termasuk di Kabupaten Kudus untuk mengatasi wilayah yang rawan banjir dan kekeringan.

“Dandim dan segenap anggotanya sudah siap, bahkan skenario latihan nanti siap ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB).”

”Cuma untuk kegiatan ini banyak sifatnya administrasi dan kooridinasinya untuk lapangan jika ada hal-hal yang sifatnya mendesak, ” ujar Kasrem 073/Makutarama Letkol Inf Hari Santoso.

Diperlukan kesiapsiagaan untuk menangani dan menaggulangi bencana alam yang dilaksanakan secara cepat, tepat dan terpadu, melibatkan TNI, Polri, Pemda, dan unsur organisasi kemasyarakatan.

Untuk menyikapi hal tersebut, diperlukan latihan khusus untuk meningkatkan kemampuan prajurit serta mensosialisasikan prosedur tetap tentang penanggulangan bencana alam dan penanganan pengungsi. “Kepada para peserta latihan saya mengucapkan selamat berlatih,” pungkasnya.(SuaraBaru.id)

blank