blank
Bupati Kudus HM Tamzil, saat menerima tim penilai Kelompok Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKBHI) Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Kudus – Dalam setiap kunjungan disetiap desa di wilayah kabupaten Kudus, yang menjadi perhatian pertama adalah kesejahteraan dan kesehatan para balita. Setiap balita yang ada di Kudus diharapkan dapat tumbuh menjadi anak yang sehat,  cerdas dan berpendidikan yang berkualitas.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Kudus HM Tamzil, saat menerima tim penilai Kelompok Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKBHI) Tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Acara penerimaan tim dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Tengah ini digelar di command center Diskominfo,  pada Senin (17/6)  pagi.

blank
Ketua tim penilai, Retno Sudewi mengatakan untuk mencapai tujuan ketahanan keluarga yang baik sehat dan produktif, semua pihak harus bekerjasama

Dirinya menambahkan bahwa usia balita merupakan usia emas untuk tumbuh berkembang menjadi generasi penerus kita di masa depan.

“Dengan pengelolaan dan pendidikan yang serius maka balita nantinya akan tumbuh menjadi generasi penerus yang berkualitas,” lanjutnya.

Selain memberi perhatian kepada anak balita, dikatakannya bahwa saat ini pemkab Kudus juga memperhatikan para guru yang selalu mengurus tumbuh kembang  anak balita. Ini dilakukan dengan memberi penghasilan sebesar satu juta perbulan kepada guru guru swasta, termasuk Guru PAUD.

“Pemberian penghasilan atau gaji satu juta per bulan bagi guru PAUD merupakan sebagai upaya untuk menambah kesejahteraan bagi Guru yang sudah selalu memperhatikan tumbuh kembang balita di kabupaten Kudus”, ujar HM Tamzil.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Tengah dan sebagai ketua tim penilai, Retno Sudewi mengatakan untuk mencapai tujuan ketahanan keluarga yang baik sehat dan produktif tidak bisa berdiri sendiri.

Semua pihak harus bekerjasama dengan pemerintah pusat maupun provinsi,  komunitas pemerhati anak,  akademisi maupun dari pihak swasta melalui CSR yang dimiliki.

“Semuanya harus terlibat, Kinerja Program BKB saat ini masih membutuhkan perhatian dan komitmen dari para pengelola program BKB, baik dari tingkat pusat hingga tingkat desa, dan tentunya dukungan dari pemerhati anak, akademisi,  maupun pihak swasta.”

Dirinya juga mengatakan bahwa balita yang berkualitas, tidak hanya karena kuantitas pertemuan tetapi juga karena kualitas pertemuan dengan orang tuanya.

Lebih lanjut dirinya menekankan bahwa yang terpenting bukanlah siapa yang menjadi pemenang, tetapi keberlangsungan pengelolaan Keluarga Bina Balita di setiap wilayah akan terus ada dan menjadi kebutuhan.

blank
Foto bersama seusai acara penerimaan

“Yang penting itu bukan pemenangnya, tapi keberlangsungannya, saya berharap bukan hanya karena ada lomba tetapi pengelolaan Keluarga Bina Balita menjadi sebuah kebutuhan yang akan terus ada keberlangsungannya,” pungkasnya.

Sebagai informasi bahwa Tim penggerak PKK Kabupaten Kudus saat ini menjadi finalis 3 besar dalam lomba Pengelolalan Bina Keluarga Balita (BKB) holistik terintegratif tingkat Jawa Tengah. (SuaraBaru.id)

blank