Investasi Berjangka Masih Potensial di 2019
INVESTASI BERJANGKA - Direktur Utama PT Rifan Financindo Berjangka memberikan materi seputar perkembangan investasi berjangka dalam acara media gathering di Caffe Strada, Jumat (14/6) sore. (hery priyono)

SEMARANG – Investasi berjangka ternyata masih terbilang potensial di tahun 2019, ini terbukti pada kuartal pertama transaksi di lantai bursa berjangka terbilang cukup meningkat. Walau sedikit terpengaruh situasi geo politik, namun hal tersebut tidak berdampak signifikan.

Menurut Mia Amalia Maleppe selaku Branch Manager PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) Kota Semarang, tahun politik dinilai sangat bagus untuk mulai investasi berjangka, karena disaat terjadi gejolak maka produk investasi yang lain akan menurun, namun bagi produk berjangka hal tersebut malah jadi peluang.

“Disaat ada gejolak disitu ada potensi, dalam investasi ketika terjadi rush atau sentimen negatif maka itu waktu yang tepat memulai investasi. Terjadinya resiko menjadi peluang di investasi berjangka, karena bagaimanapun juga uang tetap beredar, tinggal bagaimana caranya mengemas hal ini jadi peluang investasi,” katanya saat

Mia menjelaskan bahwa untuk investasi berjangka sendiri di RFB menerapkan sistem transaksi dua arah, yaitu sistem perdagangan harga naik atau harga turun. Ditambah lagi ada produk emas yang menjadi produk hedging pelindung sehingga bagi orang yang akan menanamkan dananya di investasi berjangka akan merasa lebih safety.

Dalam acara media gathering Edukasi Investasi Produk Derivatif Index, Jumat (14/6), lebih jauh Mia mengatakan bahwa perkembangan pasar investasi berjangka di Kota Semarang sendiri termasuk yang potensial. Daya belinya tinggi termasuk di kota-kota pendukungnya, bahkan boleh dibilang animo investasinya tinggi.

“Di kuartal kedua kami di RFB Semarang melakukan media campaign untuk mengedukasi, selain tentunya berkerjasama dengan kampus. Karena di tahun ini kami sedang fokus ke human resoursces, kami sangat butuh SDM yang mumpuni, apalagi potensi calon nasabah disini sangat banyak,” katanya.

Untuk segmen nasabahnya sendiri, selama ini menurut Mia di RFB Semarang masih didominasi nasabah midle to up dengan asumsi 2 juta warga Semarang 10 persen di antaranya sangat potensial. Sedangkan pertumbuhan nasabah barunya sendiri naik 177 persen dengan delta perbandingan kuartal pertama 2018.

“Total nasabah aktif 300-an lebih, setiap hari melakukan transaksi, mulai dari 10 ribu bahkan sampai 400 ribu US Dollar, target akhir tahun pertumbuhan nasabah baru sampai 300 nasabah. Kalau untuk transaksi, di tiga bulan kemarin hampir mencapai 13 ribu transaksi, target hingga akhir tahun nanti kurang lebih bertambah sekitar 70 ribu transaksi,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama RFB Ovide Decroli mengatakan, sepanjang Januari hingga Maret 2019 total nasabah baru RFB se-Indonesia naik sebanyak 922 nasabah atau meningkat 39,49 persen dibanding tahun 2018 pada posisi yang sama. Salah satu strategi andalannya adalah layanan edukasi dengan pengalaman yang menyenangkan dalam menjaring nasabah baru.

“Untuk kuartal pertama 2019 PT RFB mencatat kinerja yang sangat baik, dari laporan hasil kinerja perseroan tercatat total volume transaksi meroket naik 32,41 persen atau sebesar 365.796 lot dibandingkan kuartal pertama 2018 yang hanya sebesar 276.265 lot,” katanya.

Atas pencapaian tersebut, menurut Ovide, PT Rifan Financindo Berjangka kembali berada di urutan pertama dari seluruh perusahaan pialang berjangka di Indonesia berdasarkan data bursa berjangka Jakarta dengan penguasaan pangsa pasar hingga 18,47 persen.(suarabaru.id)