blank

BLORA – Penipuan via telepon kembali marak. Caranya dengan mengirim short message service (SMS), sasarannya para pejabat, dan pengusaha di Blora dengan alasan pengobatan.

“Banyak pejabat dan pengusaha di-SMS pakai nama saya, intinya menipu,” beber Abdul Muiz (Aiz), wartawan Suara Merdeka (SM) di Blora, Selasa (11/6).

Menurutnya, SMS itu sudah beredar pascalebaran, menyasar para pejabat, seperti kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakikan) Gundala Wijasena, Kepala Bappeda H. Syamsul Arief, dan banyak pejabat lainnya.

Terbaru, Selasa (11/6), SMS penipuan itu dikirim sejumlah pejabat ke anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Blora, tujuannya klarifikasi dan memberitahu modus tersebut.

Awalnya penipu cukup santun dalam berkirim pesan dengan menanyakan kabar. Disusul permintaan bantuan transfer dana untuk Didik Purwanto yang tengah dirawat di RS Karyadi Semarang.

Didik disebut akan menjalani operasi jantung. Agar diketahui sendiri oleh yang bersangkutan dan keluarganya, Aiz minta agar dana dikirim langsung ke rekening BCA nomor xxx 646731 atas nama Didik Purwanto.

Respons Kapolres

Namun setelah permintaan tidak direspons, pengirim pesan marah-marah, berkata kasar, menyebut nama binatang hingga organisasi terlarang di Indonesia.

Cara ini, termasuk kata-kata kasar, juga massive dikirim ke pejabat dan pengusaha lain di Blora setelah SMS-SMS tersebut tidak direspons.

“SMS banyak dikirim ke pejabat, PWI minta warga untuk tidak mudah percaya, dan melapor saja ke polisi,” kata Heri Purnomo (MNC Media) pengurus PWI Kabupaten Blora.

Terpisah Kapolres Blora AKBP Antonius Anang merespons beredarnya SMS diduga penipuan tersebut. Pihaknya menghimbau, warga tidak gampang percaya, selalu waspada, dan akan melakukan penyelidikan.

“Ini modus lama, kasus seperti ini juga banyak terjadi di daerah lain, kami sedang lidik,” tandasnya didampingi Kasat Reskrim, AKP Hery Dwi Utomo.

Di Blora, kasus serupa (penipuan via telepon) sempat marak pada awal 2010-an, 2014 dan 2017-an. Modusnya ada keluarga kecelakaan, keluaganya sakit, dan tipu daya lainnya.

Suarabaru.id/Wahono